WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tabung oksigen menjadi barang yang banyak diburu saat pandemi COVID-19 seperti ini. Lantaran itu keberadaannya menjadi langka di pasaran, bahkan harganya bisa sampai Rp5 juta lebih.
Ada kisah memilukan saat pasien tengah membutuhkan pasokan oksigen yang langka keberadaannya. Saat didapat adanya stok tabung oksigen, keluarga pasien akhirnya membelinya kendati harganya mahal. Sayangnya, nyawa pasien tidak dapat diselamatkan.
Kisah tersebut dialami oleh Winarni (43), warga Dusun Bakalan RT 2 RW 7 Desa Tukulrejo, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri. Dia dan keluarga sudah berupaya ekstra keras untuk mengobati ibundanya Lasmi. Hanya saja nasib berkehendak lain, ibunda tercinta dipanggil menghadap Sang Pemilik Kehidupan.
Winarni menceritakan, sang ibu sudah lama mengidap penyakit diabetes dan kolesterol. Namun sejak 10 hari sebelum Lasmi dipanggil Yang Maha Kuasa, kondisinya drop. Bahkan saturasi oksigennya rendah. Dimana pada Senin (26/7) kemarin saturasinya 60.
Atas kondisi itu, keluarganya membawa Lasmi ke rumah sakit. Delapan rumah sakit di Wonogiri dan Sukoharjo ternyata juga kehabisan stok oksigen. Dia mencari perawatan untuk ibunya sejak pukul 12.30-23.30 WIB. Dia pun menduga bahwa rumah sakit pun saat ini krisis oksigen.
Berupaya keras mencoba mencari tabung oksigen full set. Sejumlah orang pun dihubungi untuk diminta mencarikan tabung oksigen pada Selasa (27/7). Beruntung ada yang menjual tabung oksigen full set di Kota Solo. Apesnya harga tabung oksigen itu dibanderol mahal, senilai Rp 5.500.000.
“Ya mahal kalau menurut saya, langka juga,” kata dia, Jumat (30/7/2021).
Karena butuh keluarganya pun sepakat membeli tabung itu. Harapan mendapatkan oksigen pun terbuka. Namun ternyata, Selasa pagi saturasi oksigen Lasmi kian rendah, menyentuh angka 35 berdasarkan alat yang digunakan oleh Winarni. Dia pun sempat membawa sang ibu ke salahsatu rumah sakit, namun ternyata stok oksigen juga krisis.
Sementara itu, tabung oksigen yang dipesannya sedang diambil. Rekannya sedang dalam perjalanan mengambil tabung oksigen.
“Tapi saat itu nyawa ibu sudah tidak tertolong lagi. Meninggal dunia di usia 63 tahun,” kata dia.
Winarni mengatakan ibundanya tidak mengidap Corona. Saat tiba di rumah sakit pun belum sempat diswab karena belum sampai menerima perawatan karena minimnya stok oksigen. Pemakaman Lasmi pun dilakukan seperti pada umumnya. Menurut dia, tidak ada tanda-tanda Lasmi terpapar Corona.
Sementara itu, orang yang sedang menjemput tabung oksigen untuk Lasmi adalah Wahyu, salah satu relawan di Kecamatan Giritontro. Dia juga yang mencarikan orang yang menjual tabung itu di Facebook dan paltform lainnya.
Wahyu tetap membawa tabung oksigen itu untuk disewakan kepada masyarakat. Bayarnya pun seikhlasnya.
Menurut dia, sejak beberapa waktu lalu sejumlah warga di Giriwoyo dan beberapa kecamatan lain banyak yang membutuhkan oksigen medis. Baik mereka yang menjalani isolasi mandiri karena terpapar maupun warga yang membutuhkan oksigen untuk perawatan.
Karena itu, sejak dua pekan belakangan dia bersama lima orang relawan lain dari beberapa kecamatan membantu mencarikan isi ulang tabung oksigen medis. Mereka secara gratis membawa tabung oksigen yang perlu diisi ulang. Masyarakat tinggal membayar biaya isi ulang tabung oksigen senilai Rp 90 ribu untuk tabung ukuran 1 meter kubik.
“Kalau yang titip maksimal enam orang kita pakai motor yang ada bronjongnya. Tapi kalau 13 tabung kemarin kita pakai mobil milik teman relawan,” kata Wahyu.
Warga yang menitipkan tabung oksigen untuk diisi ulang bisa mengambilnya di rumah bersama milik sebuah yayasan di Desa Balepanjang Kecamatan Baturetno yang difungsikan sebagai basecamp relawan.
Menurut dia, kebanyakan masyarakat yang membutuhkan oksigen medis belum memiliki tabung oksigen. Karena itu, mereka mencari tabung oksigen full set. Untuk yang sudah memiliki tabung, masyarakat tinggal menitipkan isi ulang. Isi ulang pun tak bisa langsung diambil.
Sepekan yang lalu, dia dihubungi oleh keluarga warga yang menjalani isoman untuk mencari tabung oksigen full set. Namun karena harganya terlalu mahal dan tak mampu dibeli oleh warga itu, Wahyu diminta untuk mencarikan oksigen kaleng. Harganya pun kini sudah melambung tinggi.
Sebelumnya, oksigen kaleng dengan isi 500 cc harganya hanya Rp 40 ribu. Namun, kata Wahyu ada orang yang menjualnya dengan harga Rp 225 ribu – Rp 250 ribu.
Wahyu tidak mengetahui alasan pasti mengapa warga isoman dengan saturasi oksigen rendah tak dibawa ke rumah sakit. Dugaannya, mungkin warga tersebut takut dibawa ke rumah sakit. Dugaan lain, kemungkinan warga tersebut juga sudah mendapatkan informasi bahwa rumah sakit pun krisis oksigen medis. Aris