SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meroketnya pamor susu beruang berlabel Bear Brand belakangan ini membuat masyarakat di Sragen juga dilanda demam pembelian.
Warga mulai memburu susu kalengan yang diyakini bisa menambah stamina dan membersihkan organ dalam pernafasan tersebut.
“Iya sepertinya memang terjadi panic buying. Sama ketika dulu terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer. Banyak warga yang mencari sehingga barang sampai langka,” papar Monica (30) salah satu pemilik toko asal Sragen Kulon, Sragen kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (4/7/2021).
Monica bahkan terpaksa turun menjual susu beruang kemasan itu di pinggir Jalan Raya Sukowati Sragen. Hal itu dilakukannya untuk mendekatkan ke konsumen yang belakangan banyak yang mencari produk itu.
Perempuan muda itu menjual susu bear brand dengan menggunakan mobil. Dagangan susu kemasan itu dipajang di jok belakang dengan kap dibuka.
Ia mengaku sudah seminggu terakhir melihat animo masyarakat sangat tinggi untuk memburu bear brand. Sehingga ia pun memberanikan turun jualan ke jalan.
“Ini baru pertama saya jualan di pinggir jalan. Sebelumnya jualan di rumah, kebetulan saya punya toko. Sudah seminggu ini di toko juga ramai banyak yang nyari sampai kurang-kurang. Makin ke sini kok makin banyak yang nyari. Akhirnya hari ini saya berani jualan di jalan,” tuturnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (4/7/2021).
Ia menuturkan sudah seperti hukum pasar, tingginya permintaan memang akhirnya berimbas pada kenaikan harga.
Sejak banyak dicari, harga susu itu tiap hari semakin naik. Bahkan kenaikan perhari bisa mencapai Rp 1000 sampai Rp 1500 perbotol.
“Kalau saya jualnya tergantung harga dari distributor. Karena dari sananya sudah naik ya kita jualnya naik. Tiap hari beda harga Mas. Naik terus,” urainya.
Monica menuturkan biasanya harga normal perkaleng 189 ml dibeli Rp 8.700 dan dijual Rp 10.000. Namun sejak seminggu terakhir harga meroket hingga Rp 14.000 perkaleng.
Bahkan di luaran bisa mencapai Rp 15.000. Sedangkan harga satu dus isi 30 kaleng, kini dibanderol Rp 380.000. Mahalnya harga itu tak lepas dari keterbatasan pasokan dan tingginya permintaan.
“Ini kayak efek panic buying. Dulu seperti masker dan hand sanitizer, saat banyak yang nyari barangnya langsung langka dan harga naik drastis,” tuturnya.
Monica mengaku mengetahui produk bear brand banyak diburu dari informasi di media sosial. Selain itu, di lingkungan juga sudah banyak warga yang mengetahui fungsi susu itu dan memburunya di tengah situasi covid-19 yang makin meningkat.
“Menurut saya karena lonjakan kasus covid-19 yang tinggi saat ini. Apalagi cuaca 2 Minggu ini tidak bersahabat, anak usia kecil, dewasa lansia banyak mengeluhkan kondisi tidak fit. Nah konsumsi susu bear brand ini memang membuat badan jadi ringan dan menambah fit,” imbuhnya.
Darsono (36) warga Pandak, Sidoharjo, Sragen singgah untuk membeli dua kaleng. Ia mengaku dari rumah sudah dipesan oleh istrinya untuk membeli susu bear brand.
“Saya beli dua. Kata istri saya nak ada suruh beli susu bear brand. Itu untuk dikonsumsi sendiri. Pokoke untuk stamina biar kuat,” kata dia.
Dua menit kemudian, seorang wanita muda bernama Ayu (26) asal Bolo, Kedawung juga berhenti untuk menghampiri mobil susu bear brand Monica.
Tanpa basa-basi, Ayu langsung memborong satu dus isi 30 kaleng. Meski harganya dipatok Rp 380.000 dan relatif sudah naik lumayan, Ayu tidak masalah dan langsung membayarnya.
“Kebetulan memang lagi nyari susu ini. Di beberapa minimarket susah, nggak ada barangnya. Ini mumpung ada beli banyak untuk persediaan,” katanya. Wardoyo