Oleh: Ratna Yuli Astuti, S.Pd
Dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar.
Dan proses pembelajaran dengan tujuan mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia membawa beberapa perubahan kebiasaan pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek.
Salah satu yang dominan yaitu pada aspek pendidikan. Selama pandemi, proses belajar mengajar lebih banyak dilakukan melalui proses daring atau online dengan menggunakan berbagai aplikasi digital terutama WA dan YouTube sebagai media penunjang belajar di Taman Kanak-kanak.
Dalam dunia pendidikan, seluruh sistem kegiatan belajar mengajar dilaksanakan virtual online dalam jaringan (Daring) dengan program belajar dari rumah (BDR).
Sehingga meminimalisir peluang tersebarnya virus di lingkungan sekolah. BDR merupakan program pendidikan jarak jauh (PJJ).
Istilah BDR pertama kali dipakai di Indonesia ketika pandemi COVID-19 menyerang, disertai surat edaran No. 2 Tahun 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pencegahan dan pengelolaan COVID-19 di lingkungan lembaga pendidikan.
Proses belajar mengajar secara online (Daring) ini membuat anak merasa jenuh dan bosan. Orangtua banyak yang mengeluh anaknya sudah tidak bersemangat untuk belajar selama program belajar dari rumah BDR.
Bbanyak orang tua mengeluh anaknya sering bermain dengan temannya dari pada belajar, banyak anak juga bermain game dari pada belajar.
Berdasarkan permasalahan yang sedang kita alami bersama, terutama dalam pembelajaran selama ini belum adanya media pembelajaran yang menarik, siswa kurang antusias dalam belajar.
Karena terlalu monoton dan kurang bervariasi dalam memberikan tugas melalui grup WA sehingga menurunkan minat belajar anak.
Padahal keefektifan dan efisiensi pembelajaran dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif.
Padahal keefektifan dan efisiensi pembelajaran dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif.
Oleh karena itu kini guru dituntut mampu menyediakan media pembelajaran yang variatif dan inovatif.
Salah satunya media pembelajaran yang merupakan perantara guru dalam menyampaikan materi belajar kepada siswa agar siswa bisa mudah memahaminya.
Media pembelajaran didesain semenarik mungkin untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran diantaranya media pembelajaran visual, audio, dan audio-visual.
Penggunaan video animasi dalam pembelajaran mampu memikat perhatian dan fokus siswa, membangkitkan minat dan motivasi serta menstimulasi daya pikir/kognitif mereka.
Di era digital saat ini, guru bisa memanfaatkan beragam aplikasi animasi tanpa memerlukan keahlian khusus untuk membuat sebuah video animasi karena sudah disediakan beraneka tema ataupun karakter animasinya.
Pada pembelajaran yang dibuat dengan bentuk animasi dengan teknik pembuatan stop-motion animation.
Alasan stop motion animation dipilih dalam teknik pembuatan dalam pengembangan video pembelajaran ini adalah melihat dari sisi kelebihan yang dimilikinya dimana siapa saja dapat membuat animasi tersebut.
Oleh karenanya, video animasi inilah yang bisa digunakan untuk belajar yang menarik yang tidak membosankan bagi anak khususnya di Taman Kanak-kanak.
Akan sangat erat kaitannya dengan usaha membuat pembelajaran menjadi lebih yang lebih interaktif dan menarik dibandingkan dengan metode ceramah. Jelas saja akan berbeda dan jauh perbedaannya.
Yang dituntut tentulah kreatifitas guru untuk menyediakan media pembelajaran tersebut.
Penggunaan video animasi yang menarik sebagai media pembelajaran daring untuk anak TK ABA Slogo di Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen terbukti dapat meningkatkan minat dan motivasi anak serta membantu anak memahami kegiatan terutama di masa pandemi Covid-19.
Sehingga peserta didik tetap bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan antusias, rileks, dan semangat.
Pesan dan isi dari proses pembelajaran bisa diterima peserta didik melalui video animasi yang ditampilkan secara online. Hal ini tentu saja bisa dijadikan pertimbangan untuk guru TK dalam melakukan pembelajaran daring dengan program belajar dari rumah (BDR) dengan video animasi. (***)
Penulis adalah Guru di TK ABA Slogo, Karangtanjung, RT.13, Slogo, Tanon, Sragen.