WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah pusat memerintahkan penyediaan bed alias tempat tidur pasien COVID-19 di rumah sakit paling tidak 40 persen dari keseluruhan bed yang ada.
Namun yang terjadi di Wonogiri bed untuk pasien COVID-19 menempati porsi lebih besar. Perbandingannya adalah 60 persen untuk pasien COVID-19 dan 40 persen untuk pasien umum.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Wonogiri Joko Sutopo memastikan untuk saat ini bed di rumah sakit rujukan pasien masih tersisa. Pasalnya, pihaknya memaksimalkan bed yang disediakan untuk pasien COVID-19.
Dia mencontohkan di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri. Bed bagi pasien Corona disediakan 60 persen dari kapasitas, sisanya sebanyak 40 persen bagi pasien umum.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan direktur rumah sakit swasta rujukan COVID-19 di Wonogiri. Rumah sakit didorong untuk menyiapkan 40 persen kapasitas bed untuk pasien Corona.
“Semuanya sudah oke dan ada komitmennya. Sekarang sedang diinventarisasi oleh Dinkes (Dinas Kesehatan),” ungkap Bupati di komplek Setda Wonogiri, Senin (5/7/2021).
Melansir website resmi Pemkab Wonogiri, hingga Minggu (4/7) pukul 21.00 WIB (data bisa berubah sewaktu-waktu) dari 415 bed isolasi yang disediakan 295 di antaranya terisi (BOR/bed occupancy rate 71,1 persen). Sementara itu, dari 34 bed ICU isolasi 19b diantaranya terpakai (BOR 55,9 persen).
Secara total kasus terkonfirmasi positif COVID-1 ada 6.210 warga, 538 diantaranya adalah kasus aktif, 5.224 orang sudah sembuh dan 448 orang lainnya meninggal dunia.
Joko Sutopo yang juga Bupati Wonogiri menambahkan, Pemkab Wonogiri sebenarnya sudah menyiapkan fasilitas isolasi terpusat di Gedung PGRI di Brumbung Kecamatan Selogiri. Namun, karena perlu adanya infrastruktur medis yang mendukung disana maka Gedung PGRI menjadi opsi terakhir.
“Saat nanti infrastruktur medis yang kami siapkan tidak bisa mengkaver semuanya maka itu (Gedung PGRI) kami gunakan,” terang Bupati.
Dia menuturkan, saat ini masyarakat dipahamkan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang memiliki kualifikasi khusus misalnya saturasi oksigen dalam darahnya rendah. Sementara bagi pasien yang bergejala ringan diarahkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Dengan begitu BOR bisa ditekan. Aris