JOGLOSEMARNEWS.COM Wisata Kuliner

PPKM Bikin Warung Sotonya Sepi, Basuki Akhirnya Promosi Lewat Medsos

Suasana warung Soto Merdeka milik Basuki yang sepi pengunjung selama PPKM / Foto: Inasya Salma Nabila
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kehilangan pendapatan lantaran penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 3 Juli hingga 20 Juli, tidak selamanya berarti kiamat.

Sebaliknya, sebuah kondisi yang membuat seseorang terdesak, terkadang bisa memunculkan keberanian, inovasi dan kreasi.

Kondisi seperti itu salah satunya dialami oleh Basuki (60), sang pemilik warung “Soto Merdeka” di Kecamatan Banyuanyar, Solo.

Soto Merdeka sebenarnya terbilang legendaris di  Kota Solo. Warung soto tersebut sudah 11 tahun silam berdiri dan sampai sekarang masih menyapa pelanggannya.

Baru kali ini, ketika pandemi Covid-19 melanda, usaha milik Basuki sangat merasakan dampaknya. Menurut pengakuannya, PPKM mengakibatkan penurunan penjualan di warungnya secara drastis.

“Sebelum adanya pemberlakuan PPKM, setiap hari saya biasa menghabiskan nasi enam kilo. Tapi setelah adanya PPKM ini, produksi nasi turun  drastis menjadi hanya 3,5 kilo. Itupun kadang tidak habis,” ujar Basuki saat ditemui di kiosnya, Sabtu (24/7/2021).

Sudah dapat dipastikan, penurunan jumlah penjualan tentu berakibat pada merosotnya keuntungan yang diperolehnya. Penurunan tersebut mencapai sekitar 50 persen.

Baruki merasakan sekali dampaknya, karena setiap hari ia melihat berapa banyak pengunjung yang datang untuk menyantap soto di kiosnya.

“Pendapatan berkurang hampir 50% dari total biasanya. Tapi mau bagaimanapun, semua itu tetap harus disyukuri,” ujarnya.

Menurut cerita Basuki, biasanya pada hari Sabtu atau Minggu pagi, warungnya selalu ramai dikunjungi orang-orang setelah bersepeda.

Akan tetapi, akhir-akhir ini, terutama setelah penerapan kebijakan PPKM, warungnya menjadi sepi. Termasuk di akhir pekan, yang biasanya merupakan hari favorit.

Letak warung soto yang cukup stragtegis, di pinggir jalan raya dekat gedung Graha Saba Buana ternyata tidak cukup membantu dalam kondisi sekarang ini.

Sebelum diberlakukannya pembatasan, Soto Merdeka biasa buka pukul 17.00-21.00 WIB. Namun setelah kebijakan PPKM berlangsung, warung tersebut berubah jam buka, yakni pukul 07.00  hingga 12.00 WIB.

Berubahnya jam buka, menurut Basuki semata-mata untuk menghormati aturan Pemerintahan guna mendukung pengurangan jumlah angka Covid-19, khususnya di Kota Solo.

“Kalau terjadi penurunan pengunjung, ya sudah otomatis. Itu sudah risiko. Mau bagaimana lagi?” tukasnya.

Pandemi boleh-boleh saja masih bercokol, namun kehidupan harus tetap dijalankan, dan dapur harus tetap mengepul. Demikianlah semangat yang digenggam oleh Basuki, sehingga ia berusaha mencari terobosan agar bisa bertahan.

Salah satu yang dia lakukan adalah melakukan promosi melalui media sosial (Medsos). Media sosial yang ia gunakan adalah facebook.

“Iya ditawari lewat facebook, biar teman-teman yang lainnya lihat kalau saya jualan soto. Yah, sudah zamannya, ya harus diikuti,” katanya.

Dalam kondisi apapun, Basuki mengaku tak bakal merutuk dan mengutuk. Walaupun mengalami penurunan pendapatan secara drastis, dia  berusaha untuk menepati peraturan Pemerintahan mengenai PPKM ini.

Ia sangat percaya kebijakan itu diambil semata-mata untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19, khususnya di Kota Solo. Inasya Salma Nabila

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com