JAKARTA, JOGLOSEMARNEWSCOM – Komentar Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, yang menyebut pemerintah terlihat tak berdaya menangani pandemi Covid-19, mengundang reaksi dari politikus PDI Perjuangan, Rahmad Handoyo.
Rahmad mengatakan, komentar seperti yang diucapkan itu kontra produktif di tengah situasi saat ini.
“Saya prihatin banyaknya komentar yang tidak membuat rakyat semangat, tidak membuat justru membuat kontraproduktif dan energi negatif,” kata Rahmad, Sabtu (10/7/2021).
Ia mengatakan setiap warga negara bebas memberikan pendapatnya. Kritik dari oposisi dibutuhkan dalam rangka untuk mengawal cita-cita pembangunan bangsa.
Namun Rahmad menyebut saat ini, kondisinya Indonesia tengah ada dalam peperangan melawan Covid-19. Karena itu, ia menyebut akan lebih baik jika seluruh masyarakat bersatu untuk memenangkan peperangan itu.
“Jadi sungguh kita sayangkan ketika yang hanya bisa kita berikan komentar, tapi komentarnya menimbulkan pro dan kontra sehingga ujungnya rakyat bertengkar. Nyinyir itu energi negatif,” kata Anggota Komisi IX DPR RI tersebut.
Ia pun berharap agar seluruh masyarakat hingga elit politik berhati-hati dalam berkomentar dan menyampaikan pendapat, jika ujungnya hanya menimbulkan energi negatif. Apalagi, ia mengatakan pemerintah sudah menganggarkan ratusan triliun, menjalankan program PSBB hingga PPKM Darurat, untuk mengatasi situasi ini.
“Pemerintah kan sudah melakukan semuanya. Aturan sudah, anggaran sudah, tetapi kan tak cukup itu. Butuh kerja sama, buruh semua pihak. Ingat rilis pemerintah menyatakan bahwa masih ada puluhan juta rakyat yang tak percaya Covid. Ini yang harus dipahami. Ini butuh proses penyadaran bagi semua pihak,” kata dia.
Sebelumnya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, khawatir Indonesia akan disebut sebagai bangsa yang gagal atau failed nation karena tak mampu menyelamatkan rakyatnya dari pandemi Covid-19. Ia menilai Covid-19 makin mengganas dan merenggut banyak nyawa.
“Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa yang gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 Juli 2021.
Dia mengatakan, pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, kata dia, menunjukkan antisipasi yang lemah dari pemerintah.