SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM โ Pemberlakuan PPKM darurat di Kota Solo membawa dampak pada hilangnya potensi pemasukan PAD dari retribusi pasar. Diperkirakan sebanyak Rp 2 miliar potensi pemasukan pendapatan hilang karena 14 pasar non esensial harus tutup.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi mengatakan, selama Bulan Juli 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menerapkan kebijakan untuk membebaskan retribusi para pedagang di 14 pasar non esensial selama penerapan PPKM darurat.
Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap regulasi penutupan pasar non esensial tersebut selama PP darurat.
โYa kan pasar harus ditutup (sementara). Potensi hilangnya pendapatan asli daerah (PAD) dari itu sekitar Rp 2 miliar. Kami kan ditarget satu tahun Rp 27 miliar, kalau berkurang Rp 2 miliar tinggal berapa itu. Bukan hanya retribusi tetapi juga kerja sama MCK (mandi, cuci, kakus) juga minta pembebasan. Selain itu titik-titik iklan juga sepi,โ urainya, Kamis (29/7/2021).
Sebelumnya, sebanyak 14 pasar non esensial di Solo yang sebelumnya ditutup selama PPKM darurat, diizinkan buka mulai Selasa (27/7/2021) lalu. Hal itu sesuai dengan SE Wali Kota Solo terbaru terkait penanganan covid-19 yang ditandatangani Senin (26/7/2021).
Ke 14 pasar tersebut yaitu Pasar Klewer, Pasar Notoharjo, Pasar Gilingan, Pasar Bambu, Pasar Kabangan, Pasar Singosaren, Pasar Elpabes, Pasar Ngarsopuro, Pasar Triwindu, Pasar Cinderamata, Pasar Mebel, Pasar Panggungrejo, Pasar burung dan ikan hias Depok, serta Pasar Ledoksari.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, sesuai dengan instruksi menteri dalam negeri terkait PPKM level 4, Pemkot Solo mengizinkan 14 pasar non esensial yang sebelumnya ditutup selama PPKM darurat. Namun demikian, Gibran menekankan agar warga dan pedagang tetap waspada meskipun sudah ada pelonggaran.
โAngka (covid-19) kita masih fluktuatif. Jadi tidak terus langsung euforia karena ada pelonggaran. Pasar non esensial sudah boleh buka. Tapi tetap harus menerapkan prokes ketat,โ paparnya. Prihatsari