Beranda Edukasi Kesehatan Stigma Daging Kambing Dapat Memicu Hipertensi, Begini Penjelasan Ahli

Stigma Daging Kambing Dapat Memicu Hipertensi, Begini Penjelasan Ahli

Ilustrasi sate kambing. Pexels

JOGLOSEMARNEWS.COM Daging kambing merupakan salah satu daging yang paling disukai oleh masyarakat Indonesia. Daging kambing bisa diolah menjadi berbagai macam masakan, seperti tongseng, gulai, sate, tengkleng dan lain-lain.

Di Solo Raya masakan dari daging kambing telah memiliki konsumen fanatik tersendiri, hal itu terbukti dengan ramainya warung-warung yang menyediakan olahan daging kambing.

Tetapi daging kambing sering kali dihubungkan dengan masalah penyebab hipertensi. Benarkah stigma yang beredar di tengah masyarakat tersebut?

Spesialis gizi klinik dari Mayapada Hospital Bogor, Sentot Handoko menjelaskan daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

“Namun daging kambing memiliki lemak yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam,” katanya dikutip dari laman resmi RS Mayapada, Jumat, 16 Juli 2021.

Daging kambing mengandung 2,6 gram lemak, 0,79 gram lemak jenuh, 122 kilokalori, 63,8 miligram kolesterol, 3,2 miligram zat besi, 23 gram protein.

Sementara daging sapi mengandung 7,9 gram lemak, 3,0 gram lemak jenuh, 179 kilokalori, 73,1 miligram kolesterol, 2,9 miligram zat besi, 25 gram protein.

Baca Juga :  Serangkaian Tanda Awal Diabetes yang Muncul Saat Malam Hari

Adapun daging ayam mengandung 6,3 gram lemak, 1,7 gram lemak jenuh, 162 kilokalori, 76 miligram kolesterol, 1,5 miligram zat besi, 25 gram protein.

Daging kambing memiliki efek termogenik, yaitu berupa panas yang dihasilkan dari hasil metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat pada tubuh. Oleh sebagian orang hal ini sering kali dianggap sebagai tanda tekanan darah tinggi atau hipertensi. Padahal ini bukanlah tanda kondisi hipertensi.

Sebenarnya, hipertensi disebabkan oleh penggunaan garam secara berlebihan dalam bumbu masakan. Penggunaan garam yang tinggi dapat mengakibatkan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah sehingga dapat berisiko membuat tekanan darah meningkat.

Untuk itu jika ingin mengonsumsi hidangan makanan daging kambing yang dimasak dengan kandungan garam tinggi sebagai bumbu, dalam waktu yang lama mampu memicu peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi ginjal. Untuk itu, kurangilah penggunaan bumbu penyedap bercita rasa asin secara berlebihan dalam mengolah makanan.

Baca Juga :  Sederet Manfaat Cuka Sari Apel untuk Kesehatan

Selain itu, cara mengolah makanan seperti menggoreng dengan menggunakan minyak jenuh, bisa berkontribusi terhadap risiko penyakit kardiovaskular, menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.

Pengolahan ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Untuk itu, jika ingin mengonsumsi daging kambing diharapkan untuk tidak mengolahnya dengan cara menggoreng dengan minyak jenuh agar terhindar dari risiko hipertensi.

www.tempo.co