SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menjelang perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) V Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, panitia menggelar webinar pendidikan nasional bertajuk Nasib Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi, Sabtu (3/7/2021) siang.
Digelar secara virtual melalui platform zoommeeting dan kanal youtube resmi JSIT Indonesia, webinar itu diikuti oleh 2.000 lebih pejuang pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan, ada pula peserta yang berasal dari Malaysia, Brunei dan Turki.
Bertindak sebagai narasumber Drs Mulyatsyah, MM selaku Direktur SMP, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmem Kemendikbudristek RI, Dr H Mohammad Zahri, M.Pd. selaku Ketua Umum JSIT Indonesia dan Dwi Arianto, SH., MH selaku Sekretaris Pendidikan Kota Surakarta.
Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah sekaligus Ketua Panitia Munas V JSIT Indonesia, Sigit Cahyantoro, S.Si dalam sambutannya mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 yang telah berjalan hampir 1,5 tahun berdampak pada semua sektor, termasuk juga sektor pendidikan.
Menjadi pengalaman tersendiri bagaimana sekolah-sekolah dalam menyesuaikan diri memberikan layanan pendidikan.
Dikatakan, de depan ketika pandemi belum mereda, Sekolah Islam Terpadu (SIT) harus bersiap-siaga terus menghadirkan pendidikan dan layanan pembelajaran yang dapat diterima dengan baik oleh para siswa maupun orang tua.
Kreativitas dan inovasi pembelajaran menyesuaikan kondisi maupun perkembangan teknologi yang ada.
“Melalui webinar ini semoga kita mendapatkan pencerahan untuk bekal persiapan kita menghadapi tahun pelajaran 2021/2022. Semoga para pejuang senantiasa mendapatkan kesehatan, perlindungan, dan bimbingan dari Allah SWT. Mari kita sukseskan Munas V JSIT Indonesia untuk terus berkontribusi menghadirkan generasi bangsa terbaik nantinya,” ujaarnya, seperti dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews.
Dalam paparannya, Mulyatsyah menjelaskan prinsip kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Pertama, kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga pendidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama.
Kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikologis juga menjadi pertimbangan dalam layanan pendidikan di masa Pandemi Covid 19.
“PTM Terbatas belum bisa dimulai jika orangtua belum mengizinkan, Pemda atau Satgas Covid-19 wilayah setempat belum mengizinkan, sebagian besar GTK belum divaksinasi,” paparnya.
Sementara dalam materinya, Dwi Arianto menyampaikan tahapan-tahapan PTM di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
Tahap Persiapan I meliputi instrumen kesiapan PTM, penyesuaian kurikulum, pengaturan kapasitas kelas, penetapatn jam belajar, penyusunan protokol di sekolah, pembatasan akses luar sekolah, penyiapan sarpras, akses layanan kesehatan.
Sementara tahap persiapan II meliputi sosialisasi atau izin orang tua, koordinasi komite sekolah dan gugus tugas, asessment kesiapan, penetapan dan pembagian kelas.
“Pada fase pertama, PTM akan diprioritaskan dulu untuk kelas IX SMP dengan kapasitas setengah dari kapasitas kelas, dengan durasi waktu dua jam tanpa istirahat,” terangnya.
Sedangkan Mohammad Zahri menyampaikan pentingnya lingkungan yang sehat dan aman bagi siswa. Untuk menyelamatkan generasi demi masa depan bangsa, untuk meminimalisir lost learning.
“Selamatkan siswa kita dalam hal belajarnya, psikologinya, terutama karakternya, tanpa mengganggu keselamatan jiwanya,” pungkasnya. Suhamdani
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















