WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabupaten Wonogiri masih belum puas mendapatkan aneka penghargaan bergengsi tingkat nasional. Fakta tersebut dibuktikan dengan diraihnya penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) pusat baru-baru ini.
Reward itu sukses didapatkan berkat kerja keras Pemkab Wonogiri di bidang kependudukan dan keluarga berencana. Khususnya pendataan keluarga. Yakni melalui program pendataan keluarga tahun 2021 atau PK21. Dimana Wonogiri mampu menyelesaikannya secara tepat waktu dan kelar 100 persen.
Bahkan kegiatan pendataan keluarga di Wonogiri sudah bisa diselesaikan sebelum waktu berakhir. Malah seandainya tidak ada kendala, Wonogiri mampu merampungkannya jauh hari sebelumnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo Sp.OG (K) menganugerahkan penghargaan kepada Pemkab Wonogiri melalui Bupati Joko Sutopo atas prestasinya dalam program Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK21). Kendati belum ada penyerahan penghargaan secara fisik, bukti otentik mengenai reward itu sudah diberikan ke Kota Mete.
Informasi yang dihimpun ada 21 kabupaten/kota se-Indonesia yang telah merampungkan secara 100 persen. Termasuk di dalamnya adalah Kabupaten Wonogiri.
“Ya bapak bupati menerima penghargaan tingkat nasional karena Wonogiri bisa tepat waktu dalam pelaksanaan PK21,” terang Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA) Wonogiri Setyarini, Kamis (1/7/2021).
Secara nasional, kata dia, program rutin lima tahunan BKKBN ini serentak secara nasional dimulai sejak 1 April hingga 31 Mei 2021. Namun di Wonogiri program tersebut bisa rampung tuntas sebelum batas akhir yang ditetapkan BKKBN Pusat.
“Kesuksesan Wonogiri tidak terlepas dari dukungan penuh Bupati Joko Sutopo dan para penyuluh KB kecamatan, desa/kelurahan hingga RT/RW dan dasa wisma. Kita tahu bupati selalu berpedoman harus berbasis data, dalam segala hal termasuk sektor kami ini,” ujar Setyarini.
Dia menjelaskan PK21 di Wonogiri rampung lebih awal karena melibatkan 2.790 orang kader sebagai pendata.
Program Pendataan Keluarga diselenggarakan sesuai amanat UU Nomor 52 Tahun 2009. Dari pendataan secara mikro dan ‘by name’ ini bisa diketahui di daerah Wonogiri saat ini ada 334.952 keluarga.
“Dari angka itu bisa diketahui ada berapa (keluarga) yang ikut KB, termasuk alat kontrasepsi yang digunakan bisa diketahui, berapa yang belum KB pun bisa diketahui, apa pekerjaan, kondisi rumah lantai sudah keramik atau belum pun sampai kasus anak stunting tidak luput dari pendataan,” tandas Setyarini didampingi Suhartono, Kasi Bina Ketahanan Keluarga.
Suhartono menambahkan, pelaporan data keluarga ini menggunakan android sehingga cepat, tepat dan akurat dalam updating. Meski meraih predikat paling cepat jika dibanding kabupaten/kota lain, Pemkab Wonogiri khususnya kader pendata setempat tetap saja menemui hambatan di lapangan.
“Yang paling menonjol adalah kendala sinyal atau jaringan HP di daerah blankspot mengingat geografis Wonogiri yang bergunung-gunung. Kalau tidak ada desa yang terkendala sinyal saya yakin program ini (PK21) lebih cepat lagi diselesaikan,” kata dia. Aris