SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siapapun tak menyangka bahwa pandemi Covid-19 telah melanda dunia selama hampir dua tahun lamanya, termasuk di Indonesia.
Sampai dengan hari ini, kondisi Ibu Pertiwi yang ramai di berbagai tagar platform digital terus bermunculan, saling menyampaikan kondisi terkini tentang Covid-19 berbagai daerah.
Rilis yang diterima Joglosemarnews menyebutkan, dari data pertengahan Agustus 2021, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3,87 juta jiwa, sementara sekitar 119.000 nyawa melayang akibat virus mematikan tersebut.
Melihat kondisi yang demikian, sudah saatnya masyarakat, pejabat, dan seluruh rakyat bahu-membahu untuk saling menguatkan secara fisik maupun psikologis.
Saatnya seluruh elemen bangsa berjalan seiring satu tujuan dalam meniti perjalanan panjang menghadapi pandemi ini.
Belakangan, kondisi memang sudah melandai, setelah pada Juli 2021 lalu kasus Covid-19 sempat melonjak cukup tinggi, dengan penambahan kasus baru sekitar 30.000 setiap harinya.
Sekalipun kasus Covid-19 seudah melandai, bukan bukan berarti kondisi sudah aman. Para tenaga kesehatan (Nakes) masih terus berjuang hingga saat ini.
Tak terhitung lagi, berapa waktu, tenaga, pikiran dan bahkan nyawa para Nakes dikorbankan demi menyelamatkan ribuan masyarakat Indonesia dari ancaman Covid-19.
Para tenaga kesehatan tidak berhenti berjuang sejak awal pandemi hingga saat ini. Mereka memberikan perawatan yang terbaik untuk kesembuhan para pasien.
Mengambil momentum dan suasana HUT ke-76 Kemerdekaan RI, para Nakes menyampaikan aspirasinya agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan (Prokes) dan saling menguatkan dalam perjalanan panjang menghadapi pandemi ini.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk seluruh pengorbanan dari para tenaga kesehatan tersebut.
Atas perjuangan tak kenal lelah dan dedikasi yang ditunjukkan ketika para Nakes tersebut. Ketika mereka harus berdiri di garda terdepan, menjadi tameng penyelamat masyarakat dari bahaya Covid-19.
Tentu saja, para Nakes tetaplah manusia biasa yang juga memiliki sisi lemah. Nakes tetap memiliki keterbatasan dan rasa capai. Terkadang drop secara fisik maupun psikis ketika harus berhadapan dengan ribuan pasien Covid-19 setiap hari.
Karena itulah, tidak sedikit dari para Nakes yang akhirnya harus gugur akibat pandemi, demi menyelamatkan nyawa manusia.
Melihat kenyataan tersebut, sudah selayaknya seluruh masyarakat memiliki kesadaran bersama. Bahu membahu untuk saling membantu sesama, termasuk membantu para Nakes dalam menangani Covid-19, sesuai dengan peran masing-masing.
Sebagai masyarakat, hanya diperlukan satu sikap untuk bisa membantu perjuangan para Nakes melawan pandemi Covid-19 ini, yakni: Patuhi protokol kesehatan (Prokes) yang telah digariskan oleh Pemerintah. Suhamdani