SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama tim medis Puskesmas terus menggencarkan vaksinasi covid-19 ke desa-desa.
Kali ini, bupati terjun langsung ke rumah-rumah melakukan penyuntikan dengan sasaran orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan warga lanjut usia (lansia).
Salah satunya di Kecamatan Kedawung yang digelar Rabu (25/8/2021). Ada empat titik yang disambangi bupati. Selain ke rumah, bupati juga menyempatkan menyambangi lansia yang sedang ke sawah untuk disuntik vaksin.
Didampingi petugas medis dari Puskesmas dan Kades serta Babinsa, ia menyambangi rumah yang ada ODGJ, lansia serta difabel belum tervaksin.
“Hari ini kita door to door di Kedawung untuk vaksinasi bagi penyandang disabilitas dan ODGJ. Ternyata ditemukan juga banyak lansia yang belum divaksin sehingga sekalian,” papar Bupati di sela kegiatan.
Ia menyampaikan aksi door to door itu dilakukan karena cakupan vaksinasi pada lansia masih sangat rendah. Sejauh ini, jumlah lansia yang sudah divaksin baru 27 persen.
Ide vaksinasi door to door dianggap jauh lebih efektif karena bisa menyisir ODGJ, lansia dan difabel. Untuk difabel dan ODGJ, memang disediakan vaksin khusus yakni jenis Sinopharm.
“Kalau Moderna responnya bagus, kita tidak perlu jemput bola sudah datang sendiri di balai desa atau di puskesmas. Yang kita perlu jemput bola memang sasaran yang agak sulit seperti ini. Alhamdulilah responnya baik, semoga cakupan vaksinasi di Sragen bisa lebih lagi. Target kami dalam pekan ini bisa 22 persen semoga bisa terlaksana,” kata bupati.
Sementara dalam perburuan vaksinasi rumah ke rumah tadi pagi, ada beberapa momen menarik. Di antaranya ada nenek lansia berusia 80 tahun dengan cucunya ODGJ yang kedapatan belum divaksin.
Saat divaksin, keduanya menunjukkan respon berbeda. Ternyata nenek yang 80 tahun masih tegar dan tidak semrepet menghadapi jarum suntik petugas.
Namun yang usia 50 tahun, justru ketakutan dan sempat semrepet saat disuntik vaksin.
“Iya tadi mbah putri tinggal sendiri dengan cucunya yang ODGJ, yang takut jarum dan butuh pendekatan. Tadi ternyata Mbah putrinya yang umurnya di atas 80 tahun divaksin tidak semrepet sedangkan yang usia 50 tahun malah semrepet. Pokoknya kejadiannya lucu-lucu di desa itu,” pungkasnya. Wardoyo