KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Daun kelor, dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh maupun untuk pengobatan beberapa jenis penyakit.
Selama ini, pemanfaatan daun kelor hanya sebatas dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, lalu dimanfaatkan untuk “cem-ceman” saat minum.
Terkadang daun kelor direbus untuk kemudian airnya diminum. Jika tidak, daun kelor dicelup di dalam gelas, lalu dituangkan air mendidih.
Namun, terpikirkah mengkolaborasikan daun kelor untuk dijadikan kerupuk nasi alias karak? Itulah yang dilakukan oleh mahsiswa KKN Unisri Surakarta, Fazriah Eva Indriyani dari Fakultas Teknologi dan Industri Pangan, dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Esti Aryani, SH MH dan dosen pembimbing Ir Saiful bahri, M.Kom.
Sosialisasi dilakukan di RT 05/RW 07 Dukuh Lemahbang, Desa Bulurejo, Kecamatan Godangrejo Kabupaten Karanganyar, Minggu (15/8/2021).
Penyuluhan dan pelatihan itu diikuti oleh ibu-ibu PKK Dukuh Lemahbang, Desa Bulurejo, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Melalui rilisnya ke Joglosemarnews, Eva menjelasan, kegiatan itu bertujuan untuk menambah keterampilan serta meningkatkan kreativitas masyarakat, khusunya ibu-ibu PKK di Dukuh Lemahbang, terutama dalam membuat produk dengan bahan daun kelor.
Dengan demikian, daun kelor yang dijadikan bahan untuk membuat lauk sehari-hari bisa dimanfatkan sebagai bahan subtitusi untuk membuat krupuk nasi.
Ia menjelasan, pembuatan krupuk nasi subtitusi daun kelor bisa pula memanfaatkan nasi sisa yang biasanya hanya dijadikan pakan ternak.
Sehingga, menambah nilai ekonomi dan nilai guna dari daun kelor karena daun kelor juga memiliki kandungan atioksidan yang baik untuk imun tubuh di masa pandemi saat ini.
Selain itu, jelas Eva, penyuluhan itu juga bertujuan untuk mengenalkan dan mengganti pemakaian boraks/bleng dengan menggunakan STTP (sodium tripolyphosphate) yang lebih aman dan sudah diizin kan penggunaanya oleh BPOM.
Ibu-ibu sangat antusias mengikuti penyuluhan dan pelatihan itu. Pelatihan dikemas dalam serangkaian acara yang berisi penjabaran materi mengenai bahan dan alat untuk membuat krupuk nasi subtitusi daun kelor serta langkah-langkahnya dan dilanjutkan dengan demo masak oleh Fazriah Eva Indriyani dibantu dengan mahasiswa KKN lainnya.
Dalam pelatihan tersebut juga memberikan kesempatan kepada ibu-ibu PKK untuk mengikuti praktik memasak secara langsung. Sementara itu Ngadinah sebagai tuan rumah dan Ketua PKK menyambut baik kegiatan tersebut.
Acara berjalan lancar, selama acara berlangsung tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mengunakan masker dan mencuci tangan.
“Harapan saya ke depanya Ibu-ibu PKK Dukuh Lemahbang tidak menggunakan bleng/boraks sebagai bahan tambahan pembuatan krupuk nasi, tapi dapat memanfaatkan daun kelor,” bebernya. Suhamdani