Beranda Daerah Wonogiri Digelar di Pracimantoro dan Mapolres Wonogiri, Ribuan Lansia dan Difabel Dapat Jatah...

Digelar di Pracimantoro dan Mapolres Wonogiri, Ribuan Lansia dan Difabel Dapat Jatah Vaksin COVID-19

Seorang difabel divaksin COVID-19 di Mapolres Wonogiri. Foto : istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Ribuan lansia dan difabel di Wonogiri mendapatkan jatah vaksin COVID-19. Perhelatan masal bertajuk Vaksinasi Merdeka Candi itu digelar di Mapolres Wonogiri dan Pracimantoro.

Sasaran vaksinasi kali ini adalah difabel dan lansia.

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan vaksinasi massal dilakukan atas arahan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi. Menurut dia, di Jawa Tengah hanya Wonogiri saja yang melakukan vaksinasi Merdeka Candi menyasar difabel.

“Di sini (Mapolres) targetnya 500 suntikan untuk kelompok difabel,” kata Kapolres, Kamis (5/8/2021).

Dia menambahkan, jajarannya melakukan jemput bola agar difabel lebih mudah mendapatkan vaksinasi. Dengan begitu, para difabel bisa mendapatkan pelayanan vaksinasi dengan cepat dan terfasilitasi.

Pihaknya juga mengundang penerjemah bahasa isyarat. Penerjemah itu membantu melayani difabel tuli dan tuna wicara sehingga lebih mudah dalam melakukan edukasi dan pengarahan.

Baca Juga :  Baron Divonis Seumur Hidup Kasus Pembunuhan Perempuan yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Setren Slogohimo Wonogiri

Vaksinasi juga dilakukan di Kecamatan Pracimantoro dengan target 1.500 dosis suntikan dengan sasaran para lansia. Jadi, total ada 2.000 dosis vaksin yang disuntikkan ke masyarakat dalam satu hari. Ini demi mempercepat terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok.

“Target lansia ini juga mendukung program dari Pemkab. Kita bersinergi untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat,” kata Dydit.

Vaksinasi Merdeka Candi akan digelar selama sembilan hari. Pihaknya mengambil langsung vaksin Sinovac di Polda.

Rahmat Pujianto (22) difabel asal Desa Ngadirejo Kecamatan Eromoko mengaku awalnya takut untuk divaksin. Namun akhirnya dia berani divaksin setelah mendapatkan dukungan dari kawan-kawannya dan pendamping sosial. Dia pun berangkat dari Eromoko dengan bus yang sudah disediakan.

“Takut itu karena awalnya ada informasi efek samping yang buruk setelah divaksin. Bisa demam, sakit, itu yang sempat ditakutkan. Tapi ternyata saya juga sehat-sehat saja,” kata Rahmat. Aris