JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pada tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai Pekan Menyusui Sedunia. Perayaan ini diperingati guna menyebarkan kesadaran betapa pentingnya menyusui.
Seorang ibu yang sedang dalam fase menyusui membutuhkan waktu dan dukungan ekstra dari berbagai pihak. Tak hanya suami, tetapi juga lingkungan yang berada di sekitarnya.
Namun, hal ini tak cukup mendukung bilang sang ibu tidak dalam kondisi yang tenang dan bahagia. Artinya, seorang ibu yang sedang dalam fase menyusui haruslah terhindar dari berbagai macam stress atau tekanan ketika fase tersebut berlangsung.
Oleh sebab itu, para ahli percaya bahwa tekanan atau stress berlebih dapat mengakibatkan penurunan produksi ASI sehingga menyebabkan penyapihan dini.
Tetapi, penelitian juga menunjukkan bahwa menyusui menurunkan stres karena hormon yang dilepaskan tubuh saat seorang wanita menyusui dapat meningkatkan relaksasi dan perasaan cinta dan ikatan.
Menurut Dr Amit Gupta, Konsultan Senior Dokter Anak & Neonatologi, Rumah Sakit Ibu, Noida, India seperti dilansir dari Tempo.co, ibu menyusui dapat mengalami stres karena beberapa faktor. Mulaidari stres mengenai pekerjaan hingga stres yang disebabkan oleh prosedur kehamilan serta kebingungan tentang apa yang terbaik untuk bayi.
Dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia, mari membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan Ibu menyusui terkena stress.
- Mengalami perubahan tubuh
Setelah hamil, seorang wanita akan mengalami puting yang sakit dan pembengkakan payudara. Bagi yang pertama kali hamil, mungkin hal ini merupakan hal yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan. Hal ini lah yang dapat memicu terjadinya stress.
Untuk itu, apabila masih tidak merasa nyaman lebih baik dikonsultasikan dengan dokter di rumah sakit guna mendapatkan penanganan yang tepat. Tak ada salahnya jika meminum obat untuk mencegah atau menghilangkan nyeri tersebut.
Tak hanya itu, dengan menghilangkan nyeri tersebut dapat membuat sang ibu menjadi lebih nyaman ketika menyusui dan tubuh juga mulai berfokus untuk membuat dan melepaskan ASI alih-alih rasa sakit.
- Kehamilan yang sulit
Proses kehamilan dan kelahiran yang sulit juga dapat memicu terjadinya stress pada seorang ibu. Terkadang seorang wanita akan merasa bersalah, kecewa, dan stress yang berlebih jika melakukan proses kelahiran secara caesar karena komplikasi dalam kehamilan daripada persalinan alami.
Untuk itu, diperlukan persiapan yang fleksibel untuk sang ibu dalam mengahadapi tantangan yang dialaminya.
- Memiliki masalah dalam menyusui
Bagi wanita yang pertama kali menyusui, hal ini bukanlah hal yang mudah. Sebab terkadang terjadi masalah ketika menyusui, seperti puting yang sakit serta membuat bayi menempel pada puting. Hal ini dapat juga menyebabkan stress.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya pengetahuan informasi mengenai menyusui jauh sebelum hamil agar dapat mempersiapkan diri lebih baik.
- Menyusui di tempat terbuka
Hal yang membuat stress pada ibu menyusui selanjutnya adalah kondisi di mana seorang ibu tidak terbuka terhadap gagasan untuk mengekspos payudara di tempat terbuka.
Ketakutan inilah yang awalnya dapat menimbulkan stress atau tekanan yang berlebih. Namun seiring berjalannya waktu, ketakutan tersebut akan hilang dan ibu akan terbiasa. Untuk itu, ibu dapat melakukannya dengan memakai bantuan penutup ketika menyusui di tempat terbuka.
- Mengatasi tempramen anak
Beberapa bulan awal, bayi cenderung tidur dan makan dengan baik. Namun, ketika mereka tumbuh, cenderung menunjukkan banyak amukan. Mereka lebih banyak menangis dan tidur atau makan lebih sedikit.
Hal inilah yang menjadi masalah dan stres bagi para ibu, yang seringkali harus berkompromi dengan tidur dan ketenangan pikiran mereka untuk merawat anak-anak mereka.
Untuk itu jangan ragu untuk meminta bantuan dari anggota keluarga Anda ketika diperlukan.
Dr Gupta mengungkapkan bahwa seseorang tak mampu untuk menghindari stress, tetapi dapat belajar mengatasi hal tersebut dengan cara yang sehat sehingga tidak mempengaruhi ketika seorang ibu sedang dalam fase menyusui.
Guna mengantasi hal tersebut, seorang ibu disarankan untuk menjaga diri terlebih dahulu sebelum orang lain. Makan makanan yang sehat dan tidur yang cukup. Sebab, hal terpenting adalah otak yang rileks untuk produksi ASI yang optimal. Pikiran yang rileks dan bahagia melepaskan hormon baik seperti endorfin yang mempengaruhi bayi secara positif. Hanifah Yulia Putri S