![IMG_20210821_112844_copy_1211x742](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/08/IMG_20210821_112844_copy_1211x742.jpg?resize=640%2C392&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kunjungan kerja Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini ke Sragen, Jumat (20/8/2021) seolah menjadi ajang amukan bagi pemegang kewenangan penyaluran bantuan sosial (Bansos) di wilayah daerah.
Usai menyemprot Pimpinan BNI Sragen karena ada 1868 rekening penerima bantuan PKH terblokir dan 1829 belum dicairkan, Bu Risma kembali naik pitam saat mencecar kondisi PKH di Kabupaten Wonogiri.
Seusai Sragen “dikuliti”, Mensos kemudian meminta Pimpinan BNI Wonogiri duduk di kursi sebelah kanan beberapa meter dari lokasi duduk Risma.
Pimpinan BNI bernama Firdaus Sri Riyadi itu kemudian diminta melaporkan perkembangan penyaluran bantuan PKH di Wonogiri.
Saat laporan disampaikan suasana biasa saja. Dari paparan, terungkap di Wonogiri masih ada 204 KPM yang belum mengambil bantuan sejak April namun data terus bergerak.
Ada yang mengambil di ATM, hingga kemudian tersisa 25 KPM. Semuanya katanya dilaporkan terecord atau tercatat.
Disampaikan pula bahwa ada Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang bekum tersampaikan. Ada pula 134 yang bekum punya buku tabungan dan KKS karena data validasi baru.
Selesai mendengar laporan, Risma lantas bertanya kapan persoalan itu bisa diselesaikan. Dijawab oleh pimpinan BNI bahwa bulan ini.
Tak terima dengan jawaban itu, mantan Walikota Surabaya itu langsung naik pitam.
“Masak bulanan. Pak kalau aku omong sudah, ya datanya sudah di depan ini saya pegang. Suwe eram. Ayo sini,” paparnya dengan nada tinggi.
Tensi tinggi berlanjut. Risma menyampaikan jika sampai berlama-lama KPS tidak disampaikan dan bantuan tak diambil dibiarkan, maka itu akan merugikan KPM penerima.
Sebab jika sampai tidak ambil sampai September, maka mereka akan diblokir lagi. Hal itu akan menambah derita para warga penerima.
“Kasihan, karena ini udah Agustus, kalau nggak diberikan September diblokir lagi dia, dua bulan,” jelasnya.
Risma mencontohkan semestinya ketika ada persoalan dan perintah, sesegera mungkin dikerjakan dan dituntaskan.
Ia menyebut dirinya ketika ada perintah tugas, dikerjakan sampai tidak tidur. Bahkan Sabtu Minggu, juga masuk hanya demi memantau tugas dan memastikan semua bansos sudah tersalurkan kepada yang berhak.
“Ini serius Pak. Saya sampai tidak tidur. Saya pantau terus dari rumah, jam 01.00 WIB malam sudah selesai belum. Karena ini haknya orang miskin Pak,” urainya.
Lebih lanjut, Risma menekankan agar persoalan PKH yang belum cair, KPS dan KKS yang terblokir atau belum tersampaikan, segera diberikan. Sehingga KPM bisa segera mencairkan.
Ia memberi tenggat waktu dua hari dan awal pekan depan semua persoalan PKH yang belum cair, harus sudah clear.
“Mosok gitu Pak. Makanya saya nitip ke teman-teman bank. Ini orang miskin lagi. Ini doanya luar biasa. Doanya orang teraniaya, jangan sampai kita didoain kecemplung sumur lho Pak. Bener saya serius ini,” ujarnya.
Mendengar amarah Risma, semua pimpinan BNI dan pejabat yang hadir terdiam. Mereka kemudian sibuk mengkroscek data dan berupaya menyelesaikan persoalan data dan problem pencairan.
Dalam kunker tersebut, Risma memang menjadikan agenda itu sekaligus untuk rapat koordinasi terkait penyaluran bansos di wilayah Sragen, Wonogiri dan Solo uang masih menyisakan ribuan PKH belum cair. Wardoyo