JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Malam Tahun Baru Islam 1443 H jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021. Umat Islam di seluruh dunia biasanya merayakan tahun baru Hijriah ini dengan sejumlah tradisi. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia.
Perayaan tahun baru Islam tahun ini akan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena kondisi pandemi covid-19, Kementerian Agama (Kemenag) menggeser hari libur Tahun Baru Islam yang mula 10 Agustus 2021 menjadi 11 Agustus 2021.
Tak hanya itu, dilansir dari liputan6, sejumlah perayaan tahun baru Islam yang biasanya rutin dilakukan setiap tahun di berbagai daerah juga terancam tidak bisa dilakukan.
Meski begitu, untuk mengobati kerinduan pada perayaan tahun baru Islam, Joglosemarnews telah merangkum beberapa tradisi perayaan tahun baru Islam dari berbagai daerah di Indonesia.
Kerbau Bule
Kota Surakarta memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan tahun baru Islam. Perayaan tahun baru Islam di kota ini dilakukan dengan arak-arakan kerbau (kirab kerbau) mengelilingi kota yang diikuti oleh keluarga keraton.
Dalam tradisi Kirab ini, benda pusaka peninggalan Dinasti Mataram seperti tombak, keris, dan sebagainya diarak sembari di kawal oleh Kebo Bule. Kebo bule ini adalah hewan kesayangan susuhunan atau sunan. Kebo bula ini dianggap sebagai lambang rakyat kecil, khususnya petani.
Satu Suro
Dalam tradisi Jawa malam 1 Muharram juga disebut sebagai malam satu Suro. Perayaan malam satu suro ini biasanya dilakukan masyarakat dengan membawa gunungan berisi hasil bumi. Gunungan tersebut akan dibacakan doa. Kemudian setelah dibacakan doa, warga akan memperebutkan gunungan tersebut beramai-ramai.
Selain berebut gunungan, masyarakat Jawa biasanya juga akan merayakan malam satu suro dengan menyalakan kembang api dan terompet.
Barikan
Di daerah Pati, Jawa Tengah, tradisi malam tahun baru Islam dilakukan dengan acara kenduri bersama. Para warga akan membawa nasi dan lauk dari rumah untuk didoakan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah SWT sekaligus memohon keselamatan.
Selepas memanjatkan doa, kegiatan dilanjutkan dengan menggelar makan bersama dengan saling bertukar lauk.
Mubeng Beteng
Yogyakarta punya tradisi bernama mubeng beteng untuk merayakan tahun baru Islam. Tradisi ini dilaksanakan dengan cara peserta mengelilingi kompleks keraton Yogyakarta. Mereka mengelilingi area keraton dengan tanpa bicara, makan, dan minum.
Selama ritual, peserta hanya diperbolehkan untuk memanjatkan doa permohonan keselamatan lahir dan batin serta kesejahteraan bagi diri sendiri, keluarga dan bangsa. Tradisi ini sekaligus dijadikan sarana evaluasi diri terhadap segala perbuatan pada tahun sebelumnya.
Bubur Suro
Masyarakat Jawa Barat tradisi bernama Bubur Suro. Pada 10 Muharam, masyarakat setempat akan membuat bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah. Selanjutnya bubur tersebut akan dibawa ke masjid terdekat bersamaan dengan hidangan lezat lainnya.
Tradisi bubur suro tersebut dilaksanakan sekaligus untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad ketika perang. Harum Ika Praningrum