Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mengenal Sosok Ki Joko Susilo, Dalang Internasional Kelahiran Sumberlawang Sragen (Bag 2). Dikenal Aktif Organisasi dan Senang Tirakat, Ternyata Juga Sempat Tekuni Perguruan PSHT

Sosok Ki Joko Susilo semasa muda dan lulus kuliah. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Sosok Ki Joko Susilo (58) seniman dalang internasional kelahiran Desa Mojopuro, Sumberlawang, Sragen memang terbilang cukup fenomenal.

Lahir dari sebuah desa kecil di pinggiran Sragen, rupanya membuat mentalnya terasah sejak kecil. Dibesarkan dari keluarga seniman dalang, membuat darah seni mengalir kental pada sosok Ki Joko.

Namun kesuksesan sebagai seniman internasional yang kini menetap di New Zealand atau Selandia Baru itu tidak diraih dengan mudah. Perjuangan berat harus dilalui olehnya.

Meski demikian, jiwa kesuksesan Joko rupanya sudah terasah sejak kecil. Menurut keterangan warga sekitar kediamannya di Mojopuro, Ki Joko sudah dikenal aktif berorganisasi dan berkegiatan sejak usia remaja.

“Saat remaja, beliau sudah senang kegiatan organisasi yang ada. Apapun kegiatan positif, beliau ikuti,” papar Kadus 2 Mojopuro, Agung Prasetyo kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (15/8/2021).

Selain kegiatan di desa, yang bersangkutan juga dikenal aktif berorganisasi di lingkungan sekolahnya.

Agung menuturkan masa remaja dan muda Ki Joko memang dikenal aktif di kegiatan desa serta kemasyarakatan. Termasuk juga pernah menekuni perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) hingga lulus.

“Beliau aktif juga di kegiatan Setia Hati Teratai dan bahkan telah ia kuasai sampai lulus. Beliau juga senang tirakat (puasa) setiap hari kelahiran atau wetonnya,” terang Agung.

Ki dalang Joko Susilo, seniman internasional kelahiran Sumberlawang, Sragen. Foto/Wardoyo

Berdasarkan keterangan keluarga dan tokoh sekitar, Ki Joko Susilo lahir di Desa Mojopuro, Sumberlawang, Sragen tahun 1963 atau 58 tahun silam.

Ia mewarisi darah seniman wayang dari mendiang dalang kenamaan Ki Toto Carito (Dalang Ruwat Sepuh) asal Mojopuro.

Darah seni mendalang membuat Ki Joko kemudian malang melintang unjuk kebolehan ke berbagai negara. Kemudian ia menyambangi Selandia Baru pada tahun 1993 atau ketika berusia 30 tahun.

“Beliau adalah anak seorang dalang sepuh 7 keturunan. Bapaknya seorang dalang ruwat. Beliau 5 bersaudara laki-laki yang lahir paling tengah,” urai Agung.

Agung yang kebetulan tinggal tak jauh dari kediaman orangtua Ki Joko Susilo, menceritakan sosok Joko sebagai seorang yang cerdas.

Seperti diberitakan, nama Ki Joko Susilo mencuat setelah Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyebut Joko sebagai satu dari empat WNI berkiprah hebat di Selandia Baru.

Lewat keahlian mendalang wayang kulit, Joko melanglang dunia dengan melakukan pementasan berbagai negara mulai di Selandia Baru, Eropa, dan juga Amerika Serikat.

Salah satu pementasan internasional yang sangat terkenal adalah pementasan wayang kulit dan gamelan di Kennedy Center, Washington D.C, pada tahun 2004 silam.

Ki Joko Susilo memiliki gelar doktor pada disiplin ilmu Etnomusikologi dari University of Otago, Selandia Baru.

Ia juga banyak mendapat kesempatan menjadi dosen tamu di universitas di berbagai negara. Mulai dari Indonesia, Inggris, Selandia Baru, hingga AS. (Wardoyo/bersambung)

Exit mobile version