
SERANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan sejak tahun 2020 hingga kini telah mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia.
Hal ini juga menjadikan banyak anak-anak harus kehilangan orangtua mereka. Untuk itu, Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) akan memberikan bantuan bagi anak yatim mulai tahun 2022.
Untuk saat ini, mekanisme penyaluran dan anggaran belum ditetapkan secara pasti. Hal ini masih didiskusikan bersama Kementrian Keuangan (Kemenkeu).
“Walinya siapa, harus dituangkan dalam peraturan, kami sedang menyusun itu,” kata Mensos Tri Rismaharini pada Jumat, (13/8/2021) sebagaimana dikutip dari liputan6.com.
Data yang diperoleh Kemensos saat ini, terdapat 4 juta anak yatim di Indonesia yang menjadi korban Pandemi Covid-19. Namun, angka ini masih dapat bertambah seiring berjalannya waktu. Untuk itu, pemerintah daerah akan dimintai laporan terbaru mengenai jumlah anak yatim yang bisa diberikan bantuan.
Anak yatim yang akan mendapatkan bantuan merupakan anak-anak yatim baik yang masih tinggal bersama salah satu orangtua, keluarga, yayasan maupun di pondok pesantren (ponpes).
“Itu (4 juta anak yatim) terdata di kami, belum Covid yang baru-baru ini. Kami meminta data ke daerah, real-nya berapa, itu ada di balai, di yayasan. Kita masih hitung, masih dalam proses mendiskusikan hal itu,” katanya.
Risma mengungkapkan bahwa nantinya nominal yang akan diberikan sebagai bantuan berbeda, sesuai kebutuhan masing-masing. Mulai dari Balita hingga SMA.
Namun, untuk saat ini masih belum dapat dipastikan sebab hal ini masih terus dibahas Kemensos bersama Kemenkeu. Ia berharap semoga akhir tahun 2021 selesai, agar pada tahun 2022 dapat langsung disalurkan.
“Karena tidak sama semua, yang bayi, SMP, SMA, tentu biayanya beda-beda. Sedang kita siapkan mekanisme, sistem, dan nominalnya. Insya Allah sudah diskusi dengan Bu Sri Mulyani, tahun 2022 sudah bisa cair,” ujarnya.
Risma juga mengatakan bahwa pemberian bantuan kepada anak yatim ini dimulai dari sewaktu ia menjabat sebagai Walikota Surabaya.
Kala itu, Risma meminta ketua RW utnuk bertugas mendata dan menyalurkan bantuan bagi anak yatim di daerahnya.
“Karena kalau di Surabaya anak yatim itu dapat makanan, seluruh anak yatim, jadi yang di panti, di mana pun mereka kita bantu. Jadi kita serahkan barang kering, yang ikut orangtuanya, mereka dapat makanan setiap hari. Jadi ada yang ditunjuk RW, jadi memberikan makanan,” tutup Risma. Hanifah Yulia Putri S
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















