Beranda Edukasi Kesehatan Pekan Menyusui Sedunia: Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi Butuh Dukungan Banyak Pihak

Pekan Menyusui Sedunia: Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi Butuh Dukungan Banyak Pihak

Ilustrasi menyusui / Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Melalui Pekan Menyusui Sedunia tahun ini, kita kembali diingatkan bahwa kesuksesan pemberian ASI Eksklusif bukan hanya tanggung jawab ibu saja. Seorang ibu butuh didukung oleh banyak pihak.

Mempertimbangkan banyaknya permasalahan seputar menyusui yang dialami sang ibu, dukungan diperlukan dari berbagai kalangan, seperti keluarga terdekat, tenaga kesehatan, bahkan masyarakat sekitar.

Memiliki seorang pendukung yang setia dalam menemani ibu ketika menyusui merupakan hal yang penting. Dalam hal ini, dukungan suami menjadi yang utama.

“Keberhasilan seorang ibu merupakan keberhasilan para pendukungnya juga. Dukungan ini utamanya harus datang dari pasangan, yakni suami,” ucap Co-Founder Ayah ASI Indonesia Rahmat Hidayat, dalam peringatan Pekan Menyusui Sedunia, seperti dikutip dari Liputan6.com Kamis (6/8/2021).

Sebagai tahap awal, seorang suami dapat memberikan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri sang istri. Terkadang, kurangnya rasa percaya diri, kecemasan, dan stres yang berlebih dapat menghambat produksi ASI untuk si Kecil. Maka, hal tersebut menjadi bekal penting bagi para ibu.

“Tingkatkan dulu rasa percaya diri ibu, kemudian beri pemahaman bahwa kondisinya bisa ditingkatkan,” ucap Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dr Entos Zainal dalam acara Peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2021 yang dilakukan secara virtual.

Setelah mendapat dukungan dari keluarga terdekat, dukungan lain juga perlu untuk dipikirkan. Mulai dari dukungan moral, material, hingga pemberian informasi laktasi yang terbaru seperti disampaikan dokter konselor laktasi RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Nia Wulan Sari.

Baca Juga :  Sederet Manfaat Cuka Sari Apel untuk Kesehatan

“Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui yang mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga memiliki tingkat keberhasilan menyusui lebih tinggi,” kata Nia dalam keterangan pers, seperti dikutip dari Liputan6.com pada Sabtu (7/8/2021).

Nia juga menyampaikan, agar program menyusui dapat berjalan dengan baik, idealnya mencari tahu tahu mengenai laktasi dalam tujuh kesempatan berikut:

  1. Ketika hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui
  1. Ketika hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi
  1. Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
  1. 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu perlekatan mulut bayi pada payudara
  2. Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi
  3. Satu bulan setelah melahirkan, untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui.
  4. Dua bulan setelah melahirkan, untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya.

Terdapat permasalahan baru di masa pandemi seperti sekarang ini. Dukungan ekstra dan perlindungan yang baik harus diberikan bagi ibu menyusui untuk memberikan ASI.

Anda dapat berkonsultasi atau mencari berbagai informasi bersama keluarga kepada tenaga kesehatan terkait tatacara menyusui ketika sang ibu terpapar virus. Bayi tetap harus diusahakan untuk diberi ASI, walau sang ibu terkena covid-19.

Baca Juga :  Mengandung DHA, Pakar Gizi Sarankan Konsumsi Ikan

Faktanya, ibu tetap dapat menyusui sang anak walau terkena covid-19 karena sampai saat ini, belum ada kasus penularan virus akibat menyusui. Tentu dalam proses menyusui, sang ibu harus menerapkan protokol kesehatan ketat atau pemberian ASI dapat dilakukan secara tidak langsung, seperti dengan memerah ASI.

“Bayi yang tidak mendapat ASI memiliki risiko lebih mudah sakit dibandingkan bayi yang mendapat ASI,” kata Nia.

Kandungan pada ASI dapat memberikan antibodi pada si kecil yang membantunya terhindar dari infeksi saluran napas (ISPA), diare, infeksi telinga, serta berbagai penyakit lainnya. Bayi yang tidak mendapat ASI juga lebih berisiko untuk mengalami obesitas. Elysa Indriyani