Beranda Edukasi Pendidikan Pemerintah Izinkan PTM Terbatas, Ini 8 Tips Mempersiapkan Anak Kembali ke Sekolah

Pemerintah Izinkan PTM Terbatas, Ini 8 Tips Mempersiapkan Anak Kembali ke Sekolah

Siswa SMPN 4 Solo mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi, Rabu, 4 November 2020. Foto Ilustrasi: JSNews/Triawati Prihatsari

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pemerintah akan mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1-3.

Sebagian besar orangtua mungkin merasa khawatir, bagaimana nantinya anak-anak bisa tetap aman dan terjaga kesehatannya saat kembali di sekolah.

Hal itu merupakan hal wajar, karena pademi Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini. Dan yang penting untuk direrapkan adalah menjaga keselamatan anak-anak, keluarga, dan satu sama lain.

Pakar parenting Caroline Maguire menjelaskan orang tua adalah panutan terbesar bagi anak.

“Kita perlu memperhatikan emosi kita sendiri agar dapat hadir untuk anak-anak kita. Tidak apa-apa untuk mengungkapkan kecemasan dan kekhawatiran, tetapi kita harus berusaha untuk tetap tenang,” katanya.

8 Hal yang Perlu Dipersiapkan

Maguire juga membagikan beberapa tips untuk mempersiapkan anak kembali ke sekolah, seperti dilansir dari laman Mind Body Green berikut ini.

1. Buat rencana

Setelah Anda mengetahui rincian peraturan sekolah dan ketika mereka berubah—bagikan dengan anak Anda. Apakah akan ada aturan memakai masker? Apa harapan terkait jarak sosial? Buat bersama rencana sebelum dan sesudah sekolah dengan anak Anda yang membahas prosedur ini.

Ini akan membantu mengurangi kecemasan mereka, terutama ketika pedoman bergeser dan berubah seiring berjalannya tahun ajaran, dan membantu manajemen waktu. Perhitungkan waktu tambahan, buat garis waktu.

2. Mempersiapkan, mempratinjau, dan memecahkan masalah

Mempratinjau seperti apa sekolah itu dapat membantu anak Anda memproses kekhawatiran dan memecahkan masalah yang berpotensi menjadi rintangan. Tanyakan apa yang mereka harapkan dan apa yang mereka khawatirkan.

Bantu mereka membangun pemikiran masa depan dengan memvisualisasikan pagi, kelas, dan rutinitas. Bermain peran dan memerankannya. Jika Anda tidak dapat mengunjungi sekolah, maka tunjukkan gambar secara online, tunjukkan bagian luar sekolah, dan minta teman dan saudara untuk mengisi beberapa informasi untuk anak Anda.

Baca Juga :  Purna Tugas di UNS, Prof Pranoto Lanjutkan Langkah di UMUS Brebes

3. Jadwalkan kesenangan, gairah, dan minat

Meskipun awal sekolah mungkin terasa suram, kebutuhan kita untuk menantikan kesenangan bahkan lebih penting. Anak-anak mungkin mengenakan masker di siang hari, tetapi di luar sekolah dapat menjadi waktu untuk mengeksplorasi hal-hal yang membuat semua ini berharga.

Cobalah untuk membantu anak Anda merencanakan dan bersenang-senang dan istirahat sehingga mereka memiliki sesuatu untuk diharapkan yang memenuhi minat dan hasrat mereka.

4. Bersiaplah untuk kecemasan

Saat pandemi ini terus berlanjut, anak Anda mungkin mengalami kecemasan. Memproyeksikan rasa percaya diri dan pengertian sambil tidak meminimalkan kekhawatiran mereka.

Kekhawatiran mereka nyata, dan kita sebagai orang tua perlu bertanya dan mendengarkan dengan seksama. Empati berjalan jauh. Mulailah transisi dengan langkah-langkah kecil.

Berkendara melewati sekolah, berbelanja bersama untuk perlengkapan dan pakaian sekolah baru, dan rencanakan makan siang. Anak-anak dengan kecemasan sering kekurangan keterampilan memecahkan masalah dan meragukan diri mereka sendiri. Untuk masalah yang lebih besar, lihat apakah bersama-sama Anda dapat memecahkan masalah.

5. Memfasilitasi berhubungan kembali dengan teman-teman

Bersihkan keterampilan sosial sebelum sekolah kembali, dan atur beberapa teman bermain dengan jarak sosial sekarang—terutama mereka yang akan berada di kelas anak Anda. Bertemu sebelum sekolah dimulai dapat membantu anak Anda meredakan kecemasan. Mengetahui seseorang yang akan berada di kelas mereka akan membuat transisi sedikit lebih mudah.

6. Menavigasi teman bermain

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

Setahun tanpa teman bermain membuat interaksi sosial menjadi lebih menantang bagi semua anak, terutama mereka yang memiliki tantangan sosial. Teman bermain adalah cara bagi anak-anak untuk berlatih dan terlibat kembali, tetapi banyak anak yang berjuang sekarang karena kurangnya koneksi, kematangan yang tertinggal, dan model sosial yang lebih sedikit.

Saat memilih teman bermain, cari teman yang temperamennya mirip dengan anak Anda. Ini akan memberikan kesempatan untuk bermain lebih baik dan membantu anak Anda mempraktikkan perilaku sosial yang sedang mereka kerjakan.

7. Deteksi kesenjangan anak Anda

Lingkungan, keadaan, teman sebaya, dan panutan kita membentuk cara kita belajar. Setelah berbulan-bulan sekolah di rumah dan menjaga jarak sosial, anak-anak mungkin telah mengembangkan kesenjangan dalam keterampilan sosial mereka.

Teman sebaya, permainan interaktif, dan sifat timbal balik dari kebersamaan dengan orang lain adalah cara anak-anak mempelajari keterampilan sosial, emosional, dan kehidupan yang baru. Cari tahu di mana anak Anda membutuhkan dukungan dengan bekerja sama dengan guru mereka.

www.tempo.co