JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah saat ini sedang gencar membangun herd community melalui vaksinasi Covid-19.
Namun, tak sedikit orang yang merasakan efek samping seusai menjalani vaksinasi. Efek samping yang dirasakan juga beragam, mulai dari ringan hingga berat.
Akan tetapi, efek samping yang seringkali dirasakan oleh masyarakat ialah nyeri.
Diketahui, sebagian masyarakat mengantisapasi efek samping seusai vaksinasi dengan mengkonsumsi obat anti nyeri.
Padahal, belum tentu semua orang akan merasakan efek samping berupa nyeri seusai melakukan vaksinasi. Untuk itu, perlukah kita mengonsumsi obat pereda nyeri sebelum menjalani vaksinasi?
Menurut World Health Organization (WHO), penggunaan obat pereda nyeri sebagai antisipasi efek samping sebelum melakukan vaksinasi tidaklah diperlukan dan bahkan tidak dianjurkan.
Hal ini disebabkan karena penggunaan obat penghilang rasa sakit dapat mempengaruhi efektivitas dari vaksin.
Dokter Samuel Pola Karta Sembiring juga turut menaggapi terkait hal ini. Melalaui akun instagram miliknya, ia mengungkapkan bahwa penggunaan obat penghilang nyeri sebagai pencegah efek samping sebelum vaksinasi bukanlah hal yang direkomendasikan.
Ia menjelaskan bahwa hal ini bukanlah hal yang tak beralasan. Terdapat tiga alasan yang mendukung tidak direkomendasikannya penggunaan obat nyeri sebelum melakukan vaksinasi.
Pertama, efek yang dihasilkan dari obat nyeri tersebut pada kinerja vaksin belum diketahui secara jelas dan pasti.
Kedua, tidak semua orang yang melakukan vaksinasi dapat merasakan efek samping berupa nyeri maupun demam.
Tak sedikit juga orang yang tidak merasakan efek samping seusai melakukan vaksinasi. Terakhir, Samuel mengatakan bahwa daya toleransi setiap orang terhadap vaksin yang diberikan sangatlah berbeda.
Tak hanya itu, dr.Samuel juga memberikan beberapa solusi yang dapat dilakukan masyarakat yang merasakan efek samping seusai vaksinasi.
Nyeri yang sering terjadi adalah di bagian lengan, maka dapat melakukan beberapa hal untuk meredakan efek samping tersebut di antaranya adalah mengompres bagian yang terasa nyeri.
Mengompres lengan dapat dilakukan dengan komres dingin atau kompres basah, di mana menggunakan air dingin.
Selanjutnya, sering melakukan pergerakan dengan lengan yang terasa nyeri akan tetapi tidak perlu dipaksakan. Namun, apabila hal tersebut masih mengganggu dan merasa tidak nyaman, barulah boleh mengonsumsi obat pereda nyeri.
Sementara jika merasakan nyeri badan atau otot dan demam, Samuel menganjurkan untuk lebih banyak minum air putih, lalu lebih baik menggunakan pakaian yang lebih longgar dan tipis. Namun, apabila hal tersebut tak kunjung reda, barulah boleh mengonsumsi obat pereda nyeri.
Dalam kasus ini, tak sembarang obat pereda nyeri yang dapat dikomsumsi. Untuk itu,dr.Samuel memberi tahu obat nyeri yang dianjurkan.
Misalnya adalah CDC, Paracetamol, atau NSAID. Paracetamol merupakan antipiretik sekaligus analgenic yang berperan sebagai penurun demam dan nyeri. Hanifah Yulia Putri S