Beranda Edukasi Pendidikan PRoudofyourself Ajak Remaja Cintai Diri dalam Menghadapi Quarter Life Crisis

PRoudofyourself Ajak Remaja Cintai Diri dalam Menghadapi Quarter Life Crisis

Tangkapan layar  salah satu materi webinar PRoud of Your Self yang diselengarakan Prodi Hubungan Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Sabtu (07/08/2021) / Istimewa

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) menginisiasi event bertajuk PRoudofyourself.

Hadirnya event tersebut  dilatarbelakangi banyaknya remaja yang mengalami keraguan akan diri sendiri dan bingung dengan masa depannya. Fenomena tersebut sering disebut sebagai fenomena quarter life crisis (QLC).

Kegiatan bertajuk “How To Love Yourself During Quarter Life Crisis” digelar secara online, Sabtu (07/08/2021). Hadir sebagai narasumber Fransiska Xaveria, M.Psi., Psikolog Klinis Biro Psikologi Indonesia Psylution dan Maria Angelica, mahasiswi berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM).

Fransiska dalam pemaparannya menjelaskan fenomena quarter life crisis sebagai fenomena yang terjadi pada diri remaja. “Quarter life crisis merupakan fenomena yang wajar dialami para remaja. Di mana para remaja merasa insecure, gelisah, cemas, takut, dan bingung dengan masalah masalah masa depan seperti karier maupun hubungan,” ucap dia. Menurut Fransiska, kondisi tersebut akan membuat individu menyadari bahwa ada suatu hal yang harus diubah dalam hidupnya, tetapi tidak tahu apa dan bagaimana cara untuk memulainya.

Lebih lanjur dia mengungkapkan kesehatan mental menjadi salah satu sorotan penting untuk menjalani dinamika kehidupan pada usia remaja. Mencintai diri sendiri merupakan salah satu kunci penting dalam menghadapi quarter life crisis.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

“Untuk mencintai diri sendiri bisa dimulai dengan memahami seperti apa kelebihan dan kekurangan diri. Hal tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi sekaligus motivasi dalam menjalani hidup ditengah masa quarter life crisis,” tambahnya.

Bagi yang sering kali kebingungan dengan identitas diri sendiri, kata Fransiska, dapat mencoba hal-hal baru dalam rangka menemukan jati diri. Misalnya memulai bisnis online walaupun sebelumnya hanya menjadi karyawan.

“Dibandingkan hanya menunggu pergerakan dari orang lain, kamu dapat mengambil langkah dan melakukan hal-hal yang kamu sukai sendiri. Berani mengambil langkah dan pilihan atas diri sendiri merupakan bukti bahwa kita mencintai dan menghargai diri sendiri,” imbuh dia.

Hal yang tidak kalah penting, lanjut Fransiska, mendengarkan suara hati. Penting untuk menemukan apa yang mendukung diri dan mengarahkan diri menuju sukacita. Terkahir,  ketahuilah prioritasmu.

“Dengan membuat skala prioritas dalam hidup, akan memudahkan kita dalam menjalankan kegiatan sehari-hari sesuai dengan prioritas mana yang lebih penting,” tutup Fransiska dihadapan peserta webinar.

Sementara itu narasumber lain, Angelica membagikan kisahnya dalam memperjuangkan fase-fase QLC. Sebelum menjadi seorang mahasiswa berprestasi ia berkisah pernah mengalami up and down mulai dari kegagalan hingga menjadi bully-an.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

Sesi terakhir webinar menjadi tempat bagi para peserta untuk membagikan kisah hidupnya. Salah seorang peserta dari Bali, Mercy Kezia yang menceritakan masa lalunya yang tidak menyenangkan karena menjadi korban bullying bertahun-tahun semasa sekolah.

Webinar nasional ini dihadiri oleh 500 remaja dari berbagai daerah di Indonesia. Hadirnya webinar ini diharapkan dapat memotivasi para remaja untuk lebih mencintai dirinya sendiri.

“Kami berharap adanya webinar ini dapat memberikan pengertian kepada para remaja mengenai kesehatan mental dan pentingnya mencintai diri sendiri,” terang Nufarizka, panitia acara, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews. Suhamdani