Beranda Daerah Wonogiri Walah, 46 Tenaga Kesehatan di RSUD Wonogiri Positif COVID-19, Semuanya Dimasukkan Grup...

Walah, 46 Tenaga Kesehatan di RSUD Wonogiri Positif COVID-19, Semuanya Dimasukkan Grup Khusus

Pegawai RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso Wonogiri mengenakan pita hitam tanda atas meninggalnya tenaga kesehatan gegara COVID-19. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan tenaga kesehatan di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka sebagian besar tanpa gejala.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD SMS Wonogiri, Setyorini mengatakan sekitar 46 orang tenaga kesehatan di RSUD saat ini terpapar virus Corona. Pihaknya pun secara khusus membuat WhatsApp group bagi para nakes yang terpapar COVID-19.

“Dengan adanya grup itu bisa melakukan monitoring kepada mereka. Bisa mengetahui kondisi terkini dan saling menyemangati,” jelas Setyorini, Selasa (3/8/2021).

Mereka yang sudah sembuh atau dinyatakan negatif COVID-19 keluar dari grup itu. Selanjutnya jika ada tenaga kesehatan yang baru terpapar masuk ke dalam grup.

Menurut Setyarini, mayoritas tenaga kesehatan yang terpapar tanpa gejala. Hanya ada dua orang yang dirawat karena memiliki gejala termasuk Agus yang telah tiada. Sementara itu, kebanyakan kasus tenaga kesehatan di sana yang terpapar dikarenakan klaster keluarga.

Sebagaimana diberitakan, Agus Trisilo, perawat di RSUD Dokter Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri, meninggal terpapar COVID-19, Senin (2/8/2021). Agus meninggal di RS Dokter Moewardi Solo, sebelum dimakamkan jenazah terlebih dahulu diberikan penghormatan terakhir dan disalatkan di halaman RSUD SMS Wonogiri, Senin siang. Seluruh manajemen dan karyawan RSUD Wonogiri menyematkan pita hitam di lengan mereka selama tujuh hari. Ini sebagai tanda duka cita dan mengingatkan bahwa tugas dalam memerangi pandemi belum rampung.

Baca Juga :  Keren Wonogiri Juara Pertama Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Nasional

Rini, panggilan Setyorini menuturkan, Agus juga bertugas di ruang isolasi. Sebenarnya, pihaknya melakukan skrining terlebih dahulu terhadap perawat yang bertugas di ruang isolasi, diutamakan bagi perawat yang tidak memiliki komorbid.

Namun karena beberapa waktu lalu ruang isolasi membutuhkan perawat tambahan, Agus menawarkan diri untuk bertugas di lokasi tersebut. Agus pun saat itu merasa sehat, dibuktikan dengan hasil cek jantung yang bagus, rutin meminum obat dan kadar gulanya stabil.

Agus sebelumnya juga pernah bertugas di bangsal isolasi Bougenvile sekitar tujuh bulan. Setelah itu Agus dipindah sebagai perawat non-COVID-19 hingga terakhir kembali bertugas di ruang isolasi.

Selama pageblug ini baru ada satu tenaga kesehatan (nakes) yang gugur karena terpapar korona.

“Cukup satu ini saja. Jangan sampai ada lagi,” kata dia.

Baca Juga :  Fenomena Akhir Tahun, Kebutan Proyek Pembangunan Fisik di Tengah Hujan Deras

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Wonogiri Mubarok memimpin langsung salat jenazah. Menurut Mubarok, Agus adalah perawat yang baik. Agus juga dikenal sebagai seorang pekerja keras dan taat dengan aturan-aturan yang ada.

Selama pageblug ini, Mubarok mengatakan, sudah ada dua perawat yang gugur karena terpapar Corona, keduanya bernama Agus. Dari Puskesmas Sidoharjo namanya Agus Suprianto meninggal Juni lalu dan di RSUD Wonogiri Agus Trisilo. Aris