JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Detasemen Khusus (Densus) 88 meringkus tiga orang terduga teroris di Bekasi dan Jakarta Barat, pada Jumat (10/9/2021) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Ketiga terduga teroris tersebut masing-masing berinisial MEK, S dan SH. MEK dan S dibekuk di wilayah Bekasi Utara, sementara SH diamankan di Grogol, Jakarta Barat.
Melansir Republika.co.id, pada awal penangkapan ketiganya masih berstatus terduga teroris. Namun saat ini status ketiganya telah naik menjadi tersangka.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan.
“Updatenya, status teroris sudah naik menjadi tersangka,” ungkap Ramadhan.
Dalam keterangannya, Ramadhan juga menyampaikan bahwa tersangka SH merupakan petinggi kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Setelah diamankan, ketiga tersangka teroris itu dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan dan pemeriksaan lebih lanjut terkait aksi terorisme.
Apabila terbukti melakukan pergerakan terorisme maka ketiganya terancam hukuman penjara minimal 5 tahun dan bahkan terancam hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati tergantung beratnya kasus.
Sejak beberapa waktu lalu, pergerakan terorisme di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan. Peningkatan itu terjadi sebagai dampak dari jatuhnya pemerintahan Afghanistan ke kelompok Taliban. Prediksi tersebut disampaikan oleh beberapa ahli, pengamat, mantan pelaku terorisme, sampai Badan Intelejen Negara (BIN).
Noor Huda Ismail, salah satu pengamat pergerakan terorisme memberikan pendapat tentang pengaruh kebangkitan Taliban terhadap pergerakan terorisme di tanah air. Huda mengatakan bahwa ada dampak panjang dari kebangkitan Taliban.
“Itu akan menginspirasi kelompok-kelompok (di Indonesia) yang pro negara Islam. Efek dominonya itu loh yang dikhawatirkan,” ujar Noor Huda pada Rabu, 18 Agustus 2021.
Menurut Noor Huda, berpindahnya kepemimpinan Afghanistan ke tangan Taliban akan mengisnpirasi kelompok-kelompok tertentu di tanah air. Bahkan menurutnya, kelompok Jamaah Islamiyah (JI) merasa senang saat mendengar kabar keberhasilan Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan.
Melansir Tempo.co, Badan Intelijen Negara (BIN) juga memberikan keterangan terkait hubungan antara kemenangan Taliban dengan pergerakan terorisme di Indonesia. Keterangan itu disampaikan oleh Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto.
“Setelah kemenangan Taliban menguasai Afghanistan, BIN bersama jajaran intelijen memperkuat deteksi dan cegah dini kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban,” ujar Wawan (20/8).
Menurut Wawan, pergerakan kelompok teroris di Indonesia selalu dipengaruhi oleh situasi di tingkat global dan regional. Ia memberikan contoh pada 2014 saat kelompok ISIS mendeklarasikan negara Islam di Irak, ada beberapa WNI yang tertarik untuk menjadi bagian dari negara Islam.
Respon juga diberikan oleh mantan pimpinan Jemaah Islamiyah (JI) di Indonesia, Nasir Abbas. Nasir meminta pemerintah selalu bersiap menghadapi simpatisan kelompok Taliban di tanah air. Wahyu Anwari