SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Indonesia telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 melalui hasil benchmarking terhadap 42 negara.
Dalam peta tersebut telah ditentukan target-target yang harus dicapai sampai 2024. Antara lain BTS yang beroperasi mencapai 9.586 BTS, kapasitas satelit mencapai 117 Gbps, data center yang mampu melayani 75% instansi Pemerintah, serta 33.000 UMKM scaling up dengan 150 startup digital aktif dan 1 juta peserta digital talent scholarship.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam webinar memperingati Hari Ulang Tahun ke-14 Persatuan Pelajar Indonesia Dunia bertema PPI Dunia Untuk Indonesia: Sinergi PPID Membangun Negeri, Jumat (17/9/2021).
Dengan melaksanakan hal-hal yang termaktub di dalam peta jalan tersebut, Menko Airlangga berharap pada tahun 2024 akan terjadi penambahan pertumbuhan PDB sebesar 1%.
Selanjutnya, UMKM terdigitalisasi sebesar 50%, tersedianya 2,5 juta lapangan kerja baru dan 600.000 talenta digital yang dilatih setiap tahun.
Target-target tersebut dapat dicapai dengan enabler technology yang inovatif dan menciptakan nilai tambah tinggi seperti drone dan robot, mobil tanpa awak, 3D printing, artificial intelegence, big data analysis, cloud, dan teknologi lainnya.
Melalui rilisnya ke Joglosemarnews, Menko Airlangga mengatakan, para pelajar Indonesia di luar negeri, yang rata-rata merupakan generasi muda, memiliki peran penting sebagai game changer di masa depan, terutama di era digital.
“Generasi muda dalam 20 tahun ke depan akan memimpin Indonesia. Sehingga tentu kita berharap generasi muda ini tidak hanya menjadi pencari kerja tetapi dapat menjadi pencipta pekerjaan,” ujar Menko Akrlangga.
Tentu saja, lanjut Airlangga, akselerasi dalam meningkatkan kualitas SDM dan transformasi ekonomi memerlukan koordinasi dan sinergi dengan seluruh pihak.
Kebutuhan tersebut didukung dengan konsep pembangunan pentahelix, di mana unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan.
Menko Airlangga menjabarkan, saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah, yakni sebesar 3,47% dari total populasi. Padahal di tengah era digital ini, kesempatan untuk mengisi kebutuhan pasar akan talenta digital ataupun memulai usaha sendiri berbasis digital sangat terbuka lebar.
Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang atau 600.000 orang per tahun dan nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 124 miliar dolar atau Rp 1.700 triliun pada tahun 2025.
Dengan besarnya potensi tersebut, para pelajar yang saat ini sedang belajar di luar negeri diharapkan juga bisa mengembangkan ilmu setinggi-tingginya.
Secara bersamaan, pelaku usaha dan stakeholders lain diharapkan mampu memanfaatkan peluang untuk mengembangkan digitalisasi lebih luas lagi di Indonesia.
Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya menjadi target pasar asing, tetapi sebaliknya, juga harus mampu menjadi pemain yang diperhitungkan di tingkat global.
Untuk itulah, Pemerintah juga memberikan dukungan pengembangan talenta digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy.
Ketiga program tersebut akan membantu pengembangan keterampilan digital dari level basic hingga advance. Selain itu, Pemerintah juga terus mendorong digitalisasi UMKM sehingga dapat meningkatkan produktivitas UMKM.
“Terlebih, kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini terus mengalami tren penurunan. Momentum ini perlu dijaga secara bersama oleh seluruh masyarakat sehingga Indonesia bisa kembali on track dalam upaya untuk segera keluar dari middle income trap dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga sekakigus menyampaikan apresiasi kepada PPI Dunia, yang dalam 14 tahun usianya telah menjadi wadah yang menghubungkan semua pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri dan sekaligus mewakili Indonesia dalam berkontribusi positif di lingkungan global. Suhamdani