Beranda Daerah Karanganyar Miris, Siswi SMP di Karanganyar yang Hamil dan Melahirkan Ternyata Tinggal di...

Miris, Siswi SMP di Karanganyar yang Hamil dan Melahirkan Ternyata Tinggal di Lingkungan Elit dan Banyak Dihuni Pejabat. Bahkan Dekat dengan Kantor Bupati

Ilustrasi siswi hamil. Foto/Istimewa

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus AI (15) siswi kelas IX salah satu SMPN di Karanganyar yang diketahui hamil dan melahirkan selama belajar di rumah, memantik keprihatinan dari dinas setempat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Tarsa mengaku sangat prihatin dengan kejadian itu. Pasalnya siswi tersebut berdomisili di wilayah yang lingkungannya banyak dihuni oleh pejabat.

Bahkan Ketua RT di lingkungan siswi itu juga diketahui merupakan mantan Kepala Dinas di salah satu instansi di Karanganyar.

“Ya kami prihatin sekali. Apalagi rumahnya juga dekat dengan kantor bupati,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (3/9/2021).

Meski demikian, ia memandang kasus itu lebih karena faktor siswinya yang memang memiliki kelebihan di luar kewajaran. Namun kelebihannya dalam hal negatif yakni kenakalannya.

“Memang anaknya yang punya kelebihan. Tapi kelebihan nakalnya yang di luar kewajaran. Harapan kami kasus ini menjadi perhatian sekolah dan semua orangtua agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya dalam pergaulan. Terutama di masa pandemi dan belajar di rumah,” jelasnya.

Seperti diberitakan, AI akhirnya melahirkan seorang bayi melalui persalinan normal di rumah sakit RSUD Karanganyar pada Minggu (22/8/2021) pukul 18.30 WIB.

Informasi yang dihimpun, AI melahirkan bayi perempuan berbobot 3 kilogram.
Kondisi AI dan bayinya dipastikan selamat dan sama-sama sehat.

Kelahiran bayi dari siswi itu, langsung ditindaklanjuti oleh pihak sekolah.
Pihak sekolah mengutus guru bina kesiswaan untuk menjenguk AI di RSUD Karanganyar pada Senin (23/8/2021).

Di sana, ternyata ayah biologis si bayi juga ada dan menunggui proses persalinan.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Remaja lulusan SMP dari Polokarto, Sukoharjo yang berasal dari Jumantono Karanganyar itu selama ini diketahui merupakan pacar AI.

Jauh sebelum diketahui melahirkan, kehamilan siswi berparas cantik itu sebenarnya juga sempat terdengar dan menjadi perbincangan di kalangan temannya melalui grup media sosial WA.

Hanya saya, guru dan pihak sekolah menganggap kabar AI hamil itu hanya hoax dan seloroh semata.

Namun tak tahunya, AI benar-benar hamil dan kemudian melahirkan bayi hasil cinta terlarang dengan pacarnya asal om Jumantono berusia 24 tahun.

Salah seorang guru SMP tempat AI belajar, sebut saja inisial A, menceritakan soal kehamilan AI, sebenarnya para guru sempat mendengar kabar itu sudah sebulan lalu.

Kabar itu berembus dari obrolan daring anak-anak muridnya. Hanya saja para guru tidak menganggapnya serius.

“Dikira itu hoax. Obrolan anak-anak di grub WA,” katanya kepada wartawan.

Saat diutus sekolah untuk menjenguk AI usai melahirkan, ia dan tim guru BP juga sempat mengorek informasi dari orangtua AI perihal muasal kehamilan siswi kelas IX itu.

Dari keterangan orangtua, mereka mengaku lepas pengawasan terhadap putrinya, AI.

Mereka tak menyangka pergaulannya kelewat batas hingga akhirnya terjadi hal tak diinginkan pada AI.

Pihak sekolah juga sempat mengundang keduanya ke sekolah untuk ditanyai lebih mendalam. Termasuk soal kelanjutan nasib pendidikan dan masa depan AI yang kini otomatis berstatus ibu.

Terkait kasus siswi itu, Kepala SMPN tersebut,  DS saat dikonfirmasi wartawan tidak menampik jika AI merupakan siswi di sekolahnya.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Menurutnya, sekolah juga kaget dan tak menyangka dengan kabar siswinya melahirkan. Sebab selama hampir dua tahun pandemi dan belajar daring, pihak sekolah agak sulit memantau perkembangan AI maupun peserta didik lainnya.

“Mengenai AI yang hamil sampai melahirkan malah pihak sekolah tidak tahu menahu. Memang benar dia siswi di sini,” paparnya melalui sambungan telepon, Selasa (24/8/2021).

DS menguraikan selama pandemi, pembelajaran memang menerapkan sistem belajar dari rumah atau daring.

Pihak sekolah dan guru memang tidak menyelenggarakan KBM tatap muka di sekolah. Hal itu membuat sekolah dan guru tidak bisa secara intensif memantau perkembangan dan kondisi AI.

Mengenai tindak lanjut terhadap AI, ia akan membahasnya dengan para stakeholder sekolah. Opsi mengeluarkan siswi itu, menurut Drajat, juga bukan tindakan tepat.

“Lalu setelah dikeluarkan mau sekolah dimana. Kita juga enggak punya dasar mengambil tindakan tersebut. Kasihan masa depannya,” katanya. Wardoyo