JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

PT Fajar Putra Tawarkan Program Kemitraan Menguntungkan Bagi Petani. Modal Difasilitasi KUR BRI, Semua Saprodi Dicukupi, Gagal Panen Diasuransikan!

Para petani di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen diperkenalkan dengan teknologi alat drone sprayer untuk menyemprot pestisida, Senin (27/9/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM PT Fajar Putra Group Sragen bersama PT Agri Pintar Asia dan Tim Milenial menawarkan konsep kerjasama kemitraan berbasis pertanian modern kepada petani di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Senin (27/9/2021).

Kemitraan yang ditawarkan meliputi fasilitas permodalan, penggunaan alat pertanian modern hingga pendampingan hingga pasca panen.

Dengan bantuan modal kredit lunak dipadukan dengan penerapan pola peralatan modern diharapkan bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani.

Kerjasama itu terungkap dalam kegiatan demplot yang digelar kepada puluhan petani di Kelompok Tani Ngrukti Bumi Dukuh Karangampah, Bendungan, Kedawung.

Direktur PT Fajar Putra Group Sragen, Dwi Ismanto mengatakan kemitraan itu digagas menjawab perkembangan pertanian yang saat ini mulai ditinggalkan generasi muda.

Konsep yang ditawarkan yakni dengan menggabungkan sistem pertanian dengan teknologi.

Seperti pemakaian alat drone sprayer untuk penyemprotan, alat NPK meter untuk mengukur kondisi tanah dan menghitung komposisi pupuk yang pas, serta peralatan pasca panen berbasis mekanis.

“Jadi petani sekarang nggak perlu capek-capek lagi. Seperti di Eropa dan Amerika, lahan 1 hektare cukup dikerjakan satu petani dibantu teknologi,” ujarnya saat memberikan paparan di hadapan petani.

Tak hanya peralatan, pihaknya juga siap memfasilitasi permodalan bekerjasama dengan program kredit usaha rakyat (KUR) BRI. Para petani bisa mengajukan pinjaman tanpa agunan dan difasilitasi oleh PT baik secara pribadi atau kelompok.

Untuk satu hektare lahan, besaran biaya produksi berdasarkan perhitungan Kementan sebesar Rp 18 juta. Tak hanya prosesnya yang mudah, pinjaman KUR itu nanti juga akan diasuransikan.

“Sehingga jika ada kegagalan panen, petani tidak perlu membayar. Syarat pengajuannya cukup dengan KTP dan pipil pajak. Nanti yang njamin PT sebagai analis. Jadi hitungannya satu hektare itu biaya produksinya dipinjamkan dari KUR Rp 18 juta, nah nanti kalau sudah panen, kelebihan dadi Rp 18 juta itu semua menjadi milik petani,” terang Dwi.

Baca Juga :  Karang Taruna Bina Karya Muda di Sragen Menggelar Acara Takbir Keliling Hari Raya Idul Fitri 1445 H Diiringi Musik Drumband
Direktur PT Fajar Putra Group, Dwi Ismanto saat memberikan paparan program kemitraan di hadapan petani di Bendungan, Kedawung, Sragen, Senin (27/9/2021). Foto/Wardoyo

Berdasarkan pengalaman kemitraan yang sudah dijalankan di Blora, Pati dan Wonosobo, selama ini ada peningkatan produksi 10 persen dari hasil panen.

Sehingga program itu memang dinilai sangat membantu petani. Untuk bunga KUR sendiri sangat ringan. Yakni 0,6 persen setahun. Jika setahun tiga musim tanam maka bunganya hanya 0,2 persen satu musim.

“Kalau kami hitung bunga pinjaman satu hektare Rp 18 juta itu satu musim cuma Rp 36.000,” terangnya.

Siap Suplai Kebutuhan Petani

Direktur PT Agri Pintar Asia, Muhammad Yoga Anindito menyampaikan pihaknya berkolaborasi dengan PT Fajar Group memang hadir untuk mengenalkan teknologi- teknologi pertanian modern sehingga menginspirasi petani muda untuk tertarik kembali menekuni pertanian.

Program itu digeber dengan mengusung slogan bertani itu keren dan bertani itu hebat. Untuk mewujudkan itu, pihaknya secara penuh mensupport PT Fajar Putra dengan menyediakan semua kebutuhan petani mulai dari benih, pupuk hingga pestisida harga yang terbaik.

“Kita sediakan secara online, kebetulan kita mendapatkan kuota yang cukup dan barang yang berkualitas dengan harga yang terbaik,” ujarnya.

Ke depan, pihaknya juga siap merintis kios pertanian milik partner dan rekanan di daerah yang nantinya menjadi penyedia saprodi pertanian hingga jasa pemakaian mesin berteknologi.

Misalnya petani membeli pupuk atau pestisida, dan meminta sekalian disemprotkan, maka bisa disemprot pakai mesin drone sprayer yang tersedia.

“Kebetulan kita ada aplikasi online namanya Semaai. Di Jawa Tengah sudah ada 2 lokasi kantor yakni di Soloraya dan Pati Demak,” jelasnya.

Direktur PT Agri Pintar Asia, Yoga didampingi Kades Bendungan dan Petugas PPL. Foto/Wardoyo

Kades Bendungan, Agus Sulton menyambut baik kemitraan dan tawaran kerjasama teknologi pertanian modern tersebut. Menurutnya, di era saat ini, teknologi menjadi suatu keniscayaan termasuk di dunia pertanian.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

“Harapan kami dari pemerintah desa petani tidak harus monoton, petani harus milenial karena kita sudah ketinggalan jauh dari Thailand dan negara lain yang banyak menerapkan teknologi. Makanya adanya pendampingan dari PT ini sangat membantu petani kita untuk menekan biaya dan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Petugas penyuluh lapangan (PPL) Desa Bendungan, Joko Santoso juga mendukung penerapan pertanian berbasis modern dan kemitraan yang ditawarkan PT tersebut.

Menurutnya hal itu dirasa akan sangat membantu petani dalam mengelola pertanian dan meningkatkan produksi.

“Dengan peralatan modern, akan lebih efisien dan efektif dalam pengaplikasian pestisida dan bermanfaat bagi petani. Selama ini kendala petani kan mayoritas di biaya. Kalau menggunakan alat drone misalnya, akan lebih efektif dan efisien,” urainya.

Meringankan Biaya Saprodi

Konsultan PT dari Jakarta, Steven menambahkan secara singkat, kehadirannya bersama PT lain itu untuk
mengkampanyekan kepada petani agar bergerak secara berkelompok dan terorganisir sehingga bisa memanfaatkan teknologi teknologi baru dengan lebih mudah.

Dengan berkelompok akan memudahkan mengadopsi teknologi pertanian serta menekan harga saprodi yang lebih murah.

“Baik saprodi sampai pasca panen nanti tetap kita lakukan pendampingan. Kita bekerjasama dengan PT-PT yang lain terkait vendor dan lain-lain,” terang Steven.

Untuk tahap pertama, nanti akan dilakukan pendataan petani yang siap bermitra atau bekerjasama.

Setelah itu baru melangkah berkoordinasi dengan pihak perbankan terutama terkait kelayakan untuk mendapatkan kredit KUR atau tidak.

Pengenalan alat drone sprayer. Foto/Wardoyo

Ia menegaskan semua program dan pendampingan itu semata-mata untuk membantu petani mendapatkan bantuan dari pemerintah dan program-program dari hulu ke hilir bisa terpenuhi.

“Istilahnya kita saling berkoordinasi dengan pihak bank dan pihak petani maupun tim lain. Tujuannya membantu petani meningkatkan pendapatannya,” jelasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com