Beranda Daerah Karanganyar Sekolah Umum Mulai Tatap Muka Senin Depan, Bagaimana Nasib PTM di Madrasah-Madrasah...

Sekolah Umum Mulai Tatap Muka Senin Depan, Bagaimana Nasib PTM di Madrasah-Madrasah Karanganyar?

Ilustrasi penerapan disiplin protokol kesehatan di dunia pendidikan. Istimewa

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekolah dan madrasah di bawah naungan Kementerian Agama di Kabupaten Karanganyar belum bisa memastikan bagaimana konsep pembelajaran tatap muka (PTM).

Berbeda dengan sekolah di bawah Disdik, madrasah dan sekolah di bawah Kemenag hingga kini masih menunggu kepastian instruksi dari pusat.

Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Karanganyar Wiharso mengatakan hingga kini Kanwil Kemenag Jateng belum memberikan informasi ke jajarannya di daerah perihal PTM di sekolah madrasah.

Untuk diketahui sekolah umum sudah melakukan persiapan jelang simulasi PTM yang dimulai 13 September mendatang.

Bahkan di sekolah umum sudah ditentukan mana saja yang akan menjalani simulasi gelombang I.

“Kita menanti perintah jelas dari Kanwil. Sementara ini hanya sebatas sosialisasi prokes PTM ke sekolah madrasah baik itu ibtidaiyah (SD), tsanawiyah (SMP) dan aliyah (SMA). Regulasi pun belum kita pegang terkait PTM maupun persiapannya. Sekolah mana saja yang nanti boleh PTM, juga belum disampaikan,” paparnya kepada wartawan, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga :  UNS Dampingi Eduwisata Pertanian Organik di Desa Gentungan, Mojogedang, Karanganyar

Selama belum menjalani PTM, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah madrasah tetap sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Meski demikian, ia memastikan sekolah madrasah siap dengan prokes apabila sudah dibolehkan PTM. Seluruh pengajar sudah sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Kini, yang dibutuhkannya adalah regulasi dari pemerintah. Ia mengatakan, uji coba PTM pernah dilakukan sekali di MAN Karanganyar dan MTSN 2 Karanganyar.

Selain itu, ia mendesak pemerintah menyisihkan vaksinasi bagi peserta didik sekolah madrasah. Sebab, belum dilakukan program khusus vaksinasi bagi mereka.

“Yang sudah hanya 200 dosis saja. Itu pun untuk santri ponpes PP Al Mukhlisin dan Isy Karima. Kami sengaja meminta dari Dinas Kesehatan agar memvaksin. Jumlah itu masih sangat kurang jika melihat seluruh santri yang membutuhkan vaksin itu,” katanya.

Terkait PTM di pesantren, Wiharso menyebut hal itu tidak berkendala PPKM. Sebab, aktivitas di dalam ponpes sangat ketat. Mereka tidak bebas keluar masuk area pondok. Selain itu, kurikulumnya juga berlainan dari sekolah umum.

Baca Juga :  Silaturahmi dan Diaspora Kader Muhammadiyah se-Jateng: Hadirkan Menteri dan DPR RI Gagas Sinergi untuk Jawa Tengah Berkemajuan

“Santri itu sudah masuk dan belajar di pondok, sebelum sampai sesudah diberlakukan PPKM darurat,” katanya. Wardoyo