SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan sejumlah siswa di sebuah sekolah di kota Semarang belum menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
Peristiwa tersebut didapati Ganjar saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sebuah sekolah negeri di Kota Semarang Rabu (15/9/2021) pagi. Ganjar melakukan Sidak disela aktivitas bersepeda pagi.
Ketika masuk ke dalam sekolah yang Disidak, Ganjar menemukan ada kerumunan siswa di depan ruang laboratorium komputer.
Ganjar menilai penerapan Prokes di sekolah tersebut masih sangat longgar. Para siswa dibiarkan duduk-duduk berbincang dengan jarak kurang dari satu meter. Sebagian siswa bahkan terlihat berpegangan dan ada yang memeluk temannya.
“Itu kenapa berkerumun di sana Bu? Tolong diingatkan, jangan seperti itu,” pinta Ganjar pada sejumlah guru.
“Masih nunggu guru Pak, ini mau asessment (penilaian) nasional berbasis komputer (ANBK),” jelas salah satu siswa.
“Ayo jangan pegang-pegangan. Sudah diajari protokol kesehatan belum. Ayo jaraknya berapa meter, yang tadi pegang-pegang temannya langsung cuci tangan ya. Ayo Bapak-Ibu, segera dimasukkan ke kelas. Jangan berkerumun seperti ini, bahaya!” perintah Ganjar pada siswa.
Mendapati hal itu Ganjar meminta pihak sekolah segera melakukan evaluasi.
“Ini banyak orang tua was-was, anaknya aman apa tidak saat di sekolah. Tolong jaga anak-anak kita ya,” tegasnya.
Agar bisa lebih memastikan PTM dilakukan sesuai SOP, Ganjar juga meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Semarang dan kepala sekolah lebih melakukan pengecekan ke lapangan.
Sebagai kebiasaan baru, Ganjar memahami anak-anak perlu proses membiasakan diri. Penerapan disiplin ketat sejak awal akan menjadi pola kebiasaan baik hingga nanti.
“Kalau seperti tadi, harusnya ada patroli. Ada satgas sekolah. Ternyata sekolah ini belum membentuk satgas. Jadi kalau melihat anak-anak berkerumun seperti itu, dianggapnya biasa. Padahal kan itu bahaya,” ucapnya.
Tidak boleh lagi kejadian-kejadian semacam itu terulang. Pihaknya meminta sekolah segera membentuk satgas dan melakukan evaluasi total.
“Kalau nanti berkali-kali melakukan pelanggaran, ya kita tutup. Sekolah tidak boleh menggelar PTM karena pelanggaran itu menunjukkan ketidaksiapan sekolah,” pungkasnya.
Salah satu guru sekolah tersebut berjanji akan segera menindaklanjuti perintah Ganjar dengan menggelar rapat evaluasi.
“Termasuk pembentukan Satgas Covid, akan kami lakukan. Selama ini sudah ada, tapi belum digerakkan secara optimal. Nantinya akan kami perbaiki dan semua elemen di sekolah akan kami gerakkan dalam rangka menegakkan protokol kesehatan,” katanya. Satria