JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kecintaan konservasionis muda Alshad Kautsar Ahmad (21) memang tak perlu diragukan lagi. Dia memberikan perhatian penuh dan membuktikan cintanya pada satwa dengan memelihara banyak binatang di rumahnya di Bandung, Jawa Barat.
Alshad, selain dikenal sebagai konservasionis atau orang yang mempertahankan kelestarian alam atau lingkungan juga dikenal sebagai pebalab dan YouTuber.
Dia mengisi YouTube dan Instagram dengan konten tentang konservasi satwa-satwa liar, seperti harimau, rakun, burung merak, burung unta, dan serigala.
Alshad yang merupakan sepupu Raffi Ahmad ini bercerita, kecintaannya pada satwa diturunkan oleh sang ayah.
“Kalau dari papa itu yang diturunkan bukan satwa ekstrem atau satwa liar biasanya, tapi satwa peliharaan dan paling jauh juga ular atau musang. Kalau saya lebih ke satwa buas dan liar seperti ke harimau, seperti itulah jadi lebih fokus ke satwa liar,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
dia juga bercerita mengenai kesukaannya memelihara hewan liar itu di rumah. Baginya memelihara hewan di rumah jauh lebih mudah ketimbang kebun binatang.
Semuanya lebih mudah dikontrol oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Keeper demikian Alshad menyebutnya, sangat memperhatikan kesehatan satwa bahkan hingga malam hari dan karena jumlah satwa nya tidak banyak maka proses kontrol juga bisa menjadi lebih fokus.
Pandemi dan Penggalangan Dana
Kali ini dengan BenihBaik.com, Alshad berbincang terkait kondisi satwa di masa pandemi. Menurut Alshad, satwa di kebun binatang bahkan kangen dengan pengunjungnya.
“Iya satwa-satwa juga biasanya ada yang datang lihat mereka, di masa pandemi seperti sekarang sepi mereka juga pada bosen. Mungkin mereka juga kangen tuh ketemu sama pengunjung lagi,” kata Alshad, beberapa saat lalu.
Alshad yang mendukung kampanye Save Our Zoo, Gerakan Berbagi Untuk Para Satwa Bersama Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) ini melanjutkan kebun binatang di rumahnya tidak terdampak pandemi.
“Memang berbeda, karena kalau di rumah tidak ada pengunjung sehingga tidak berpengaruh. Berbeda dengan lembaga konservasi atau kebun binatang yang harusnya ada pengunjung dan tempat wisata, wisata alam yang sehat ada tempat anak-anak untuk belajar dan lihat-lihat satwa senang-senang. Kebun binatang atau lembaga konservasi kalau jual tiket kan untuk membeli makannya, sedangkan saat ini tidak ada pengunjung. Hal lain, merawat satwa itu mahal. Yang sedikit saja mahal, apalagi sekelas kebun binatang yang satwanya banyak.”
Dengan alasan itulah Alshad kemudian mendukung penggalangan dana untuk kebun binatang dan lembaga konservasi.
“Karena pandemi belum selesai dan satwa kan beda dengan pabrik ya, kalau mesin kita hentikan, maka tidak ada biaya lagi. Tetapi kalau binatang itu mahkluk hidup, kita tetap harus beri makan. Harus ada biaya untuk merawat dan biaya orang yang merawat. Ini satwa milik Indonesia juga. Jadi ini adalah satwa milik bersama gitu. Jadi mari kita berdonasi berapapun, dan ayuk bantu bagikan,” tutup dia. suhamdani