Beranda Daerah Boyolali Ini Baru Top, Tempat Buang Sampah Disulap Jadi Taman

Ini Baru Top, Tempat Buang Sampah Disulap Jadi Taman

Tempat pembuangan sampah yang disulap menjadi taman yang asri / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Banyak yang tidak mengira bahwa Taman Mekarsari di Dukuh Mekarsari, Desa Kaligentong, Kecamatan Gladagsari dulunya adalah bantaran sungai untuk pembuangan sampah warga.

Namun, melalui swadaya, warga setempat mampu menyulap bantaran Kali Salak tersebut menjadi taman yang asri. Namanya Taman Mekarsari seperti nama dukuhnya.

Meski belum sepenuhnya selesai dibangun, namun sudah menjadi jujugan warga untuk bersantai.

Taman Mekarsari juga dilengkapi berbagai fasilitas pendukung seperti gazebo, mini zoo, kolam ikan dan spot swafoto. Taman kini terus dipercantik.

Bahkan, juga dilengkapi dengan lapak penjual makanan yang tertata rapi.

Padahal, selama bertahun- tahun, sepanjang jembatan Kali Salak yang dipenuhi semak belukar menjadi jujugan warga untuk buang sampah. Ironisnya, pelaku pembuangan sampah mayoritas justru warga luar Desa Kaligentong.

Tak heran, bau menyengat selalu dirasakan warga. Belum lagi  jalan sempit tanpa penerangan membuat warga was- was saat melintas malam hari.

Kondisi ini ditambah mitos adanya lelembut atau makhluk halus disana.

Baca Juga :  Polisi Pastikan Video Anggota Polsek Banyudono Tabrakan dengan Peserta Kampanye Berknalpot Brong Hoax

Namun, kini pemandangan di kawasan itu sudah berubah total. Ya, di lahan kas desa seluas 3.500 meterpersegi tersebut telah disulap menjadi taman yang indah.

Taman menjadi destinasi wisata warga Kaligentong dan sekitarnya.

Menurut Ketua Rt 01 Rw 02, Dukuh Mekarsari, Kaligentong, Adi Wisnu, pembuatan Taman Mekarsari bermula dari obrolan santai warga setempat.

Di mana warga mengeluhkan dampak pembuangan sampah yang mengotori sungai dan menimbulkan bau tak sedap.

“Warga pun enggan melintas dan memilih jalan lain,” katanya, Selasa (5/10/2021).

Hingga kemudian muncul ide untuk membersihkan tumpukan sampah dibantaran sungai Salak tersebut. Kebetulan, saat itu bersamaan munculnya pandemi Covid-19 yang mengharuskan pekerja untuk work from home (WFH).

“Warga lantas gotong royong membersihkan tumpukan sampah dua kali dalam seminggu. Berturut-turut hingga sebulan lamanya. HIngga kemudian muncul ide lagi untuk membuat taman di sana,” ujarnya.

Semua dilakukan mandiri, dengan iuran sesuai kemampuan dengan mengedepankan gotong royong. Bahkan, jika dikalkulasi, pembangunan taman sudah menghabiskan dana Rp 160 jutaan ditambah bantuan Rp 15 juta.

Baca Juga :  Plt Kapolres Boyolali Pimpin Apel Pergeseran Pasukan untuk Pengamanan Pilkada 2024

“Saat ini, pengunjung tidak ditarik retribusi. Mereka hanya dikenakan biaya parkir kendaraan dan sewa gazebo besar.”

Kades Kaligentong, Slamet Sumardi menambahkan, lahan kas desa seluas 3.500 meter persegi ini bebas dimanfaatkan untuk destinasi wisata yang ramah anak.

“Kami akan pantau terus perkembangan ke depan,” pungkasnya. Waskita