
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kreasi baru dilakukan oleh Hendarti Sri Kristiyaningsih (56) warga Singkil, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota.
Pensiunan ASN ini, mampu membuat mie dengan bahan dasar tepung singkong atau mocaf.
Rasanya? Wow, tak kalah dengan mi dari bahan tepung gandum yang dikenal selama ini. Ketika mencicipi mie mocaf goreng dengan keju, tekstur mie justru mirip dengan spageti. Bahkan lebih.
Kelebihan lain, mi mocaf juga bisa dimasak dengan kuah ataupun langsung digoreng laiknya kerupuk.
Membuatnya juga mudah. Caranya, 1 kilogram tepung dengan komposisi tepung mocaf dan campuran maizena diaduk dalam mesin.
Lau ditambah telur, mesin terus berputar. Adonan kemudian dimasukan ke mesin pemipih berulang-ulang.
“Setelah ini masuk ke mesin pencetak mie. Kalau dah dicetak harus langsung ditimbang dan direbus,” katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (2/10/2021).
Dijelaskan, mi mocaf dirintisnya sejak 2018. Ide muncul saat kawan-kawannya yang memiliki anak disabilitas autis mengalami kesulitan dalam mengonsumsi mi. Terutama bagi anak disabilitas yang alergi kandungan glutten yang ada dalam mi terigu.
Keresahannya ini memunculkan ide untuk membuat mie tanpa kandungan glutten. Hal tersebut ditemukan dalam singkong.
Dibantu peneliti asal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hendarti membuat sendiri tepung mocaf yang kaya beta-karotin.
“Satu coba mencari komposisi yang pas. Tiap hari saya coba 10 komposisi berbeda dengan bahan tepung mocaf. Ratusan kali saya gagal, kalau ditaksir bisa habis Rp 200 jutaan.”
Kini, mie mocaf buatannya ini mampu merajai pasar. Setiap hari, Hendarti mampu memproduksi 300 bungkus. Dia juga menyediakan ruang pengeringan berukuran 3×5 meter persegi.
Adanya ruang tersebut yang memudahkan proses pengeringan sebelum masuk pengemasan.
Satu bungkus berisi tiga keping mie mocaf. Dia juga menyantumkan saran penyajian. Saat ini, produksi dan pengemasan mie mocaf dibantu dua pegawainya. Penjualan mie mocaf juga terus berkembang, mulai dari marketplace, reseller hingga restoran. Pemesan berasal dari seluruh Indonesia hingga luar negeri.
“Harganya Rp 14.500/ bungkus dengan tiga varian, original, brokoli dan wortel. Sebulan bisa terjual 1.000 bungkus dengan omzet Rp 14,5 juta,” ujarnya. Waskita