YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan skrining acak terhadap masyarakat dan para siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan merebaknya kembali kasus Covid-19.
Pasalnya, fakta naiknya kembali kasus Covid-19 di Provinsi DIY, telah mengejutkan Pemerintah Daerah setempat.
Seperti diketahui, Rabu (3/11/2021), 89 kasus Covid-19 baru kembali dilaporkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Yogyakarta. Namun, pada hari Kamis ini turun dengan total 48 kasus baru.
“Temuan kasus baru kemarin agak mengejutkan karena sebelumnya tren kasus baru sudah di bawah 30 kasus, ini perlu perhatian khususnya bagi siswa-siswa sekolah yang sekarang sudah pertemuan tatap muka,” ujar Kadarmanta Baskara Aji selaku Sekretaris Yogyakarta, Kamis (4/11/2021).
Menurut penjelasan Aji, di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul muncul klaster baru yaitu klaster takziah, yang kemudian menyebar ke ke Kabupaten Sleman, Bantul dan Gunungkidul.
Menyusul hal tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 kembali diaktivasi.
“Satgas di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi harus kembali memantau protokol kesehatan kegiatan sosial kemasyarakatan yang kembali marak,” ujarnya.
Pelaksanaan hajatan, takziah, dan resepsi pernikahan perlu diawasi oleh Satgas agar sesuai pedoman pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 2.
“Tidak harus sampai dibubarkan acara yang ada, tapi harus dipastikan sesuai protokol, khususnya jumlah peserta terlibat harus dibatasi misalnya 20 orang dan kegiatan yang dihadiri singkat saja durasinya,” lanjutnya.
Pemerintah Kota Yogyakarta juga sudah melakukan langkah antisipasi potensi kenaikan kasus sejak dini.
Skrining acak terhadap masyarakat serta para siswa yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) juga sudah dipersiapkan oleh Pemerintah Kita Yogyakarta.
“Rencananya untuk skrining acak itu kami lakukan sampling di sekolah setiap bulan secara bergantian, pesertanya per sekolah bisa 30 siswa dan tiga pendidik dalam skrining itu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani.
Langkah skrining tersebut guna menindaklanjuti instruksi Gubernur Yogyakarta dan Kementerian Dalam Negeri untuk daerah yang telah menggelar sekolah tatap muka.
Menurut Emma, untuk alokasi kebutuhan skrining di sekolah, masih mencukupi.
“Masih ada hampir 40.000 tes antigen yang bisa dimanfaatkan untuk skrining peserta pembelajaran tatap muka,” ujar Emma. Chairul Roziqi Putra