BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Eksvakasi atau penggalian situs Candi Watugenuk di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali memang sudah berakhir Senin (8/11/2021) lalu.
Namun demikian, misteri yang berkembang terkait situs tersebut sampai sekarang masih terngiang-ngiang dalam benak masyarakat.
Seperti cerita misteri terkait arca Lembu Andini yang ada di kompleks candi tersebut. Bentuk arca seperti sapi yang mendekam, sayang kepala sapi sudah tak ada lagi. Posisinya kini seperti tergeletak saja di permukaan tanah.
Menurut penuturan Narto Widodo, warga sekitar yang turut melakukan penggalian situs itu mengisahkan, tahun 1970 atau 1980-an lalu, patung Lembu Andini pernah dipindahkan oleh warga Dukuh Krajan, Desa Kragilan.
Rencananya, arca Lembu Andini akan ditempatkan di gapura masuk dukuh. Namun, upaya memindahkan patung batu itu ternyata bukanlah perkara mudah. Meski ukuran arca tak terlalu besar, nyatanya butuh belasan orang untuk memindahkannya.
“Bahkan ada warga juga mencambuk arca Lembu Andini dengan harapan patung bisa dengan mudah dibawa. Akhirnya, dengan susah payah, patung bisa dibawa ke tempat tujuan,” katanya, Minggu (14/11/2021).
Namun, tak berselang lama setelah pemindaha arca Lembu Andini, puluhan sapi peliharaan warga mati tanpa sebab.
Warga pun kemudian sepakat mengembalikan kembali patung Lembu Andini ke tempat semula.
Anehnya lagi, saat dikembalikan itu, arca sangat mudah diangkat.
Hanya 4 orang saja, arca lembu andini ini bisa dengan cepat kembali lagi ke lokasi ini. Ini berbeda dengan saat mau dibawa ke Dukuh Krajan, harus digotong belasan orang.
“Saat mau dikembalikan, hanya digotong 4 orang saja bisa dipindahkan dengan mudah.”
Misteri lain adalah terdengarnya suara gamelan semalam suntuk di situs itu. Bahkan saat aliran listrik di wilayah itu mati, kawasan seputar situs malah terlihat gemerlap. Keanehan dua tahun lalu itu diungkap Sri Yono, salah satu warga.
Dia mengaku mendengar cerita langsung dari orang yang melihat fenomena aneh stus Watugenuk. Diawali listrik di kawasan Dukuh Watugenuk tiba-tiba padam menjelam malam. Tak lama kemudian,
situs Watugenuk justru terlihat terang benderang.
“Mbahe sini lagi punya hajat nampaknya,” katanya menirukan ucapan salah satu warga itu.
Seakan ada pertunjukkan karawitan besar, banyak warga yang datang memenuhi kawasan situs Watugenuk ini. Meski ramai sekali, namun hanya hanya dia saja yang bisa melihat keramaian di situs Watugenuk.
Dan pertunjukkan baru selesai tepat pukul 24.00 atau tengah malam. Bertepatan dengan itu, listrik di kawasan sekitar padam langsung menyala.
“Sebaliknya, situs Watugenuk yang semula gemerlap langsung gelap gulita. Di sana kan belum ada listrik, letaknya di tengah areal ladang warga,” ujarnya. Waskita