Beranda Umum Nasional Presidensi G20, Menko Airlangga: Indonesia  Harus Ikut Tentukan Arah Perekonomian Dunia

Presidensi G20, Menko Airlangga: Indonesia  Harus Ikut Tentukan Arah Perekonomian Dunia

Airlangga Hartarto / Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, menjadi presidensi G20 bukan sekadar sebuah kehormatan dari dunia luar kepada Indonesia.

Ia mengatakan, Presidensi tahun depan bukan sekadar berperan sebagai “ketua sidang”. Melainkan jauh lebih dari itu, yakni harus menjadi pemimpin (leader) yang akan menentukan arah perkembangan ekomomi dunia ke depan.

”Tantangan global tidak akan selesai hanya dengan kehormatan dan harapan saja,” ujar Menko Airlangga dalam sambutan pada seminar nasional Moderasi Indonesia: Peran Strategis Muhammadiyah dan Aisyiah dalam Mendukung Kepemimpinan Indonesia di Tingkat Global, Senin (15/11/2021).

Sampur bagi pemerintah Indonesia untuk presidensi G20 tersebut, menurut Airlangga, tentu berdasarkan fakta dan data riil yang mendukung.

Ia mengataan, Indonesia memiliki modal dasar yang kuat untuk mencapai tujuan dalam Presidensi G20 itu. Antara lain pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2021 yang mencapai 3,51% (yoy).

Demikian pula dengan tren penurunan kasus Covid-19 yang masih terus dicapai di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali, serta angka reproduction rate pandemi Covid-19 pada akhir Oktober 2021 sebesar 0,74 (di bawah 1). Posisi ini jauh lebih baik dibanding bulan Juli 2021 yang sebesar 1,35.

Menko Airlangga mengatakan, Indonesia juga melihat pentingnya pemerataan sentra produksi internasional untuk menguatkan rantai pasok global dan mendorong regional champions di kawasan.

Ketergantungan harus dikurangi dan kemandirian harus didorong untuk meningkatkan nilai tambah eksistensi ekonomi di kawasan.

 

Dalam mendukung ekosistem electric vehicle, Indonesia membangun pabrik baterai mobil listrik di Karawang.

”Pabrik baterai EV yang pertama di Asia Tenggara ini merupakan contoh upaya transformasi industri nasional sekaligus komitmen Indonesia terhadap pemulihan ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” jelas Airlangga, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Menurut Menko Airlangga, Presidensi G20 diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun, menambah PDB nasional hingga Rp 7,4 triliun, dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 di berbagai sektor.

Baca Juga :  Fakta Baru: Ternyata AKP Dadang Juga Berondong Rumah Kapolres usai Tembak Mati AKP Ryanto Ulil!

Dengan sekitar 150 pertemuan sepanjang tahun, manfaat ekonomi yang diperoleh bisa mencapai 1,5 sampai 2 kali lebih besar dari acara IMF-WB Annual Meeting tahun 2018.

Dikatakan Airlangga, tema besar yang dipilih Pemerintah dalam G20 tersebut adalah “Recover Together, Recover Stronger”.

Pemulihan di beberapa negara sudah terjadi, tapi masih belum merata dan rentan. Akses terhadap vaksin masih rendah, khususnya bagi Low Income Developing Countries (LIDCs).

“Karena itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin dan memberikan kesempatan bagi negara untuk memproduksi sendiri vaksin Covid-19 serta mendorong distribusi yang lebih merata,” paparnya.

Pemulihan yang kuat adalah pemulihan yang inklusif. Ekonomi yang kuat adalah ekonomi yang mampu bertransformasi.

Semuanya itu, menurut Airlangga, harus sejalan dengan visi G20, yakni menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif, serta berkontribusi terhadap upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 sebesar 5,2% – 5,5%.

”Penghargaan yang tinggi kami berikan kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas dukungan dan kesediaannya untuk bersama-sama Kemenko Perekonomian dalam menyiapkan Presidensi G20 Indonesia tahun depan,” tutur Menko Airlangga.

 

Dua Arti Penting

Menko Airlangga mengatakan, seminar nasional Moderasi Indonesia: Peran Strategis Muhammadiyah dan Aisyiah dalam Mendukung Kepemimpinan Indonesia di Tingkat Global itu memiliki dua arti penting.

Baca Juga :  Kenaikan PPN Jadi 12% Kian Dekat, Penolakan Makin Massif

Pertama, sebagai sarana sosialisasi peluang dan aspirasi Presidensi G20 Indonesia terhadap dunia. Dan kedua, memberikan masukan bagi Pemerintah untuk memaksimalkan manfaat Presidensi Indonesia bagi masyarakat.

Airlangga mengatakkan, Muhammadiyah dan Aisyiyah telah banyak memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat Indonesia sekaligus memberikan warna tersendiri dalam aspek sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya.

Wujud nyata pengembangan pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa, dapat dilihat dari banyaknya lembaga pendidikan, sosial, dan amal usaha yang dikelola oleh Aisyiyah dan Muhammadiyah.

Kiprah tersebut tentu sangat mendukung tidak hanya peningkatan kualitas manusia Indonesia, namun juga turut mempengaruhi dinamika perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

”Saya berharap Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat terus berkiprah, berkarya, dan selalu mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan bangsa dan dunia, termasuk kontribusi dalam mengawal Presidensi G20 Indonesia tahun 2022,” pungkas Airlangga. Suhamdani