Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Begini Cara dan Permasalahan dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kasus HIV/AIDS di Wonogiri

HIV/AIDS

Sekretaris KPA Wonogiri, Suprio Heryanto. Foto : istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Wonogiri, Suprio Heryanto mengatakan sejumlah upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan HIV/AIDS di Wonogiri.

Namun dalam upaya itu ada pula kendala yang dijumpai. Terutama seputar permasalahan sosial.

Suprio menyebutkan, upaya yang dilakukan untuk mengendalikan adalah dengan mensinergikan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Gajah Mungkur yang berperan mendampingi ODHA dan menjangkau kelompok rentan. Selanjutnya dengan Yayasan Mitra Alam yang berperan menjangkau kelompok rentan, Organisasi Perangkat Daerah terkait, dan pemberdayaan warga peduli AIDS (WPA).

“HIV/AIDS itu yang paling banyak adalah permasalahan sosial. Kalau mengenai pelayanan kesehatan semua sudah siap. Masalah sosial berupa stigma dan diskriminasi,” beber dia, Rabu (1/12/2021).

Dia menjelaskan ada ODHA laki-laki dewasa dengan tuberkulosis yang tinggal bersama keluarganya namun bukan orang tua kandung. Petugas KDS merawat ODHA dengan kondisi lemah itu supaya mendapatkan akses kesehatan dan pemantauan kesehatan.

Namun, kata dia, masyarakat atau tetangga salah satu KDS tersebut tidak mau menerima ODHA sehingga ODHA dikembalikan kepada keluarga. Masalah sosial memang sulit. Intervensi HIV/AIDS ini harus intervensi dengan kerja bareng, kalau KPA sendiri tidak bisa.

Sebelumnya KPA Kabupaten Wonogiri mencatat jumlah kasus HIV/AIDS di Wonogiri sebanyak 652 temuan kasus HIV/AIDS di Wonogiri 2001 sampai September 2021. Dalam beberapa tahun terakhir kasus baru sebanyak 87 orang dengan HIV/AIDS (Odha) para 2018, kemudian 79 kasus pada 2019. Lalu menurun pada 2020 dengan tambahan 61 orang, dan 31 temuan baru per 30 September 2021.

Wonogiri pola transmisinya paling banyak dari heteroseksual ada 68 persen dari seluruh kasus yang ada. Terbanyak kedua ibu rumah tangga, ketiga LSL (laki-laki seks dengan laki-laki).

“Heteroseksual kan gonta-ganti pasangan. Polanya di Wonogiri banyak pekerja perantau kemudian pulang dan belum mengetahui status HIV-nya kemudian menularkan ke istrinya,” kata dia.

Menurut dia, jumlah temuan kasus baru pada kelompok LSL meningkat secara nasional. LSL masuk kelompok dengan ODHA terbanyak tiga besar di Wonogiri sejak lima tahun terakhir.

Suprio mengatakan Jumlah temuan kasus HIV/AIDS terbanyak di Kecamatan Jatisrono, Jatiroto, dan Girimarto. Sedangkan jumlah ODHA yang masih hidup tercatat 400 orang di seluruh kecamatan di Wonogiri hingga kini. Aris

Exit mobile version