Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kerjasama dengan BP Jamsostek, LazisNU Ranting Jaten, Karanganyar Asuransikan Jamaah Dan Warga Umum Secara Mandiri

Penyerahan secara simbolis kartu BP Jamsostek kepada LazisNU di Jaten, Karanganyar / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lembaga Amal Zakat Nahdlatul Ulama LazisNU Ranting, Jaten, Karanganyar, Jateng lakukan terobosan dengan mengikutsertakan jamaahnya bersama warga RW 16 Perumahan Josroyo ikut program BP Jamsostek kategori mandiri.

Upaya itu dilakukan guna memberikan rasa aman berupa jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian pada warganya yang berstatus pekerja informal non penerima gaji.

Ketua LazisNU Ranting Jaten, Hendry Prasetya mengatakan. inisiatif ini dilakukan guna memberikan jaminan hidup pada jamaahnya serta warga RW 16 Perumahan Josroyo Jaten dan juga jamaah masjid setempat.

Pasalnya, jika bantuan umat hanya diwujudkan dengan Sembako dan kebutuhan konsumtif akan cepat habis.

Sedangkan jika bantuan diwujudkan dalam bentuk jaminan hidup serasa lebih awet dan bermanfaat.

“Kami berpikir hanya mengeluarkan infaq sebesar Rp 16.800/bulan per orang tapi bermanfaat untuk jaminan hidupnya akan sangat bermanfaat ketimbang selalu bantuan sembako dan sejenisnya,” tandasnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , di sela acara pembagian kartu Jamsostek, Senin (6/12/2021).

Menurut Hendry, dari jumlah 105 orang yang diikutsertakan program pada BP Jamsostek tersebut maka setiap bulan pihaknya membayar premi sebesar Rp 1,7 juta.

Sedangkan keikutsertaan resmi terhitung per 1 November 2021 dan diperkirakan akan terus bertambah lagi jumlahnya.

“Ada dua kategori pembayaran premi yakni dibayar oleh LazisNU dan ada juga yang dibayar secara pribadi tapi prinsinya LazisNU Ranting Jaten siap mengcover penambahan peserta baru,” tandasnya.

Sementara itu Kepala BP Jamsostek Cabang Karanganyar, Jateng, Gunadi Hery Urando mengapresiasi kesadaran Ormas di Karanganyar yang peduli mengikutsertakan anggotanya pada BP Jamsostek.

“Ini merupakan inovasi riil karena selain berorganisasi tapi juga memberikan perlindungan pada anggotanya sehingga jika terjadi kecelakaan kerja dan kematian sudah ads yang menanggung perlindungannya dari BP Jamsostek,” ungkapnya.

Menurut Gunadi perlindungan program BP Jamsotek sangat diperlukan mengingat potensi kecelakaan kerja dan kematian karena pekerjaan bisa terjadi kapanpun. Meski peserta juga tidak menghendaki celaka namun antisipasi tetap wajib.

Apalagi jika banyak anggotanya bekerja disektor informal maka potensi rentan kecelaan itu tetap ada.

“Seperti yang terjadi di Ngringo , Jaten seorang pekerja informal ikut program BP Jamsostek baru berjalan dua bulan dan setelah itu meninggal dunia maka keluarga mendapatkan santunan Rp42 juta,” ujarnya.

Gunadi berharap inovasi yang ditempuh LazisNU bisa diikuti Ormas lainnya.

“Beberapa waktu lalu LazisMU dari Muhammadiyah Karanganyar juga sudah mengikutsertakan anggotanya,” ujarnya. Beni Indra

Exit mobile version