SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siapa tak tahu kawasan obyek wisata religi Gunung Kemukus.
Kompleks wisata religi dengan obyek utama Makam Pangeran Samudera di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen itu pernah menjadi sorotan dunia ketika ditulis salah satu media internasional dengan sebutan sex mountain 2014 silam.
Sebutan yang bikin gempar itu tak lepas dari mitos yang berkembang soal kewajiban melakoni ritual seks untuk pelengkap permohonan bagi peziarah.
Nah, 7 tahun berlalu, kini wajah Gunung Kemukus yang dulu kerap diidentikan dengan wisata ritual esek-esek itu ternyata sudah berubah wajah.
Upaya keras Pemkab Sragen menghapus stigma negatif dengan merombak total perwajahan Gunung Kemukus kini mulai terlihat.
Perombakan bangunan dengan desain baru untuk wisata religi dan keluarga, kini telah mengubah wajah Kemukus menjadi New Kemukus nan menawan.
Setelah selesai direnovasi, wajah kumuh khas kompleks esek-esek kini berubah menjadi jauh berbeda.
Pemandangan asri dan keindahan panorama membuat New Kemukus mulai ramai dipadati pengunjung. Tak hanya lokal Sragen, sejumlah pengunjung dari luar kota mulai tertarik dan penasaran dengan wajah baru Gunung Kemukus.
Salah satunya, tokoh pengusaha dan politisi Sragen, Budiono Rahmadi. Pengusaha asal Sepat, Masaran, Sragen itu sampai menyempatkan waktu untuk menyambangi wajah baru Gunung Kemukus, Senin (27/12/2021).karena penasaran.
Ditemui disela-sela kunjungannya, pria yang akrab disapa Mas Bro itu mengaku kaget dengan kondisi Gunung Kemukus saat ini.
Menurutnya wajah The New Kemukus banyak berubah dan bikin takjub. Ia pun tanpa canggung mengaku sangat bangga akan kekayaan alam dan pemandangan alam di Kemukus yang kini banyak berubah
“Senang sekali sangat bahagia. Kemukus yang dulu melekat dengan stigma negatif, ternyata sekarang sudah sangat bagus ditata dengan rapi dan cantik. Tentunya yang paling membanggakan Sragen ini utara bengawan kelas nomor dua, tapi sekarang ada sesuatu tempat yang membanggakan dan lebih bagus dari wisata Sragen lainnya,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Jadi Jogja Kedua
Mas Bro menyebut pesona New Kemukus bahkan terbilang tidak kalah dengan Jogjakarta yang dikenal dengan Malioboro.
Tak heran, keindahan dan desain baru New Kemukus banyak disejajarkan menjadi Jogja kedua.
“Kalau di media sosial banyak yang menyebut ini jadi Jogja ke dua menurut saya ya sangat cocok. Kalau kita ke Malioboro jalan-jalannya ada trotoar yang bagus, ada yang jual makanan dan bersantai serta sebagainya. Di sini juga sama. Bahkan ini view ini malah ada bendungan, sungai dan ada bukit-bukit bahkan lebih eksotis sini. Terus ada lampu lampu ini dan ada tempat duduk santai bareng keluarga,” ujarnya.
Meski sudah bagus, ia menyebut masih ada beberapa yang perlu ditambah agar New Kemukus semakin mendunia.
Ia menilai dengan keindahan pesona saat ini, menurutnya perlu ada kalender event dan kegiatan-kegiatan penopang agar menjadi daya tarik wisatawan.
Kemudian space yang ada di Kemukus, perlu dibagi dengan baik, sehingga tidak terkesan semrawut.
“Konsepnya harus menjaga kenyamanan pengunjung. Itu yang utama,” ulasnya.
Disingung soal akses jalan menuju ke new gunung kemukus menurutnya sudah jauh sangat mudah dan bagus. Ia pun optimis dengan kondisi wajah baru saat ini, New Kemukus akan menjadi daya tarik dan destinasi primadona baru di Sragen dan Soloraya.
Salah satu pengunjung asal Andong Boyolali, Jumadi (41) mengaku jauh-jauh berkunjung ke Gunung Kemukus karena penasaran dengan wajah baru Kemukus.
Ia bahkan datang membawa serta keluarganya hanya demi melihat perubahan dan keindahan pesona Kemukus.
“Iya foto- fotonya ramai di Facebook. Ya lumayan bagus Mas. Kalau ditanya harapannya, kalau bisa ditambah lagi wahana bermain anak dan bisa diperluas lagi tempatnya serta sarana penunjang wisata. Misalnya bebek-bebekan air. Masuk bayar nggak apa-apa adalah murah dan ekonomis,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wartini (50) warga Glugu, Desa Sono, Mondokan, Sragen. Ia mengaku kaget dengan wajah baru Gunung Kemukus yang ternyata jauh dari kesan negatif yang selama ini banyak beredar di kalangan warga.
Ia juga mendukung upaya perombakan Kemukus menjadi wisata religi demi menghilangkan stigma sebagai kawasan ritual esek-esek..
“Mudah-mudahan lancar dan banyak pengunjung. Kalau dulu damai soal untuk esek-esek semoga bisa terhapus semua. Ini kan jamannya sudah kemajuan, harus berani meninggalkan hal-hal yang negatif. Dulu orang desa saya juga suka ke sini Pak (ritual) tapi sekarang udah insyaf udah berubah lebih baik,” ujarnya.
Penanggungjawab Obyek Wisata Gunung Kemukus, Marcelus Suparno menyampaikan sejak dibuka secara terbatas, banyak warga yang antusias datang ke New Kemukus.
Para pengunjung biasanya datang rombongan karena penasaran dengan wajah baru Gunung Kemukus.
“Memang dirombak menjadi wisata religi dan keluarga. Mulai dari gerbang Barong, menuju ke terminal, menuju ke bundaran plaza penerima sampai ke sendang lalu naik ke Makam Pangeran Samudera semua sudah dirombak ditata lebih bagus,” ujarnya. Wardoyo