Beranda Daerah Sragen 21 Petani Sragen Tewas Kesetrum Jebakan Tikus, Kepala Dinas Pertanian Dimutasi Jadi...

21 Petani Sragen Tewas Kesetrum Jebakan Tikus, Kepala Dinas Pertanian Dimutasi Jadi Staff Ahli

Kondisi korban tewas kesetrum jebakan tikus asal Kedungupit, Sragen yang juga mertua Anggota DPRD Heru Waluyo, Jumat (31/12/2021) sesaat sebelum dievakuasi. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Rentetan kasus setrum jebakan tikus yang memakan korban jiwa terus terjadi di Sragen. Tercatat sudah ada 21 petani dan warga meregang nyawa dalam dua tahun terakhir di tangan setrum jebakan tikus.

Terbaru, Jumat (31/12/2021) petani asal Tanjang, Kedungupit, Sragen yang juga mertua Anggota DPRD Sragen, Heru Waluyo juga meninggal usai kesetrum jebakan tikus di sawahnya.

Bersamaan dengan kasus terakhir itu, 6 jam sesudahnya Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen, Ekarini Mumpuni Titi Lestari diberhentikan dari jabatannya.

Ekarini kemudian dimutasi menjadi Staff Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik.

Entah ada kaitan atau kebetulan semata, Ekarini dimutasi tepat 6 jam setelah kasus meninggalnya mertua Anggota DPRD Heru Waluyo kesetrum jebakan tikus.

Ekarini dilantik bersamaan dengan 12 pejabat eselon 2 dari total 331 pejabat eselon yang dilantik Jumat (31/12/2021) malam.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam sambutannya menyampaikan mutasi dan rotasi adalah hal yang wajar dalam sebuah sistem pemerintahan dan birokrasi.

Hal itu dilakukan untuk kepentingan penyegaran atau refreshing sekaligus menjadi wahana evaluasi kinerja bagi para pejabat pengampu.

Ia menegaskan mutasi yang dilakukan selama ini selalu berjalan dengan lancar dan tidak pernah ada kegaduhan.

Karena ia yakin masing-masing PNS sudah siap ditempatkan di manapun dan ditugaskan di manapun yang merupakan makna sesungguhnya sebagai seorang ASN.

“Jadi kalau yang hari ini ada yang saya tugas untuk berada di staf ahli, jangan pernah berkecil hati bahwa itu berarti ora kanggo. Kanggo opo ora itu tergantung diri kita. Kalau diminta Bupati untuk memberikan masukan dan saran sebenarnya itulah fungsi dari staf ahli yang sesungguhnya. Sebelum saya mengambil keputusan, harusnya staf ahli itu memberikan kajian menyeluruh secara komprehensif, memberikan bantuan masukan kepada Bupati sebelum mengambil sebuah kebijakan untuk itu makanya saya selalu meminta staf ahli untuk mengikuti rapat terbatas setiap hari Senin yang kami lakukan,” papar Bupati.

Baca Juga :  Teror Menjelang Masa Tenang Pilkada Sragen 2024: Muncul Spanduk Provokatif di Gondang, Sidoharjo, dan Sragen Kota

Bupati berharap besar kepada Ekarini dan Didik Haryanto untuk aktif memberi masukan di jabatan barunya sebagai staff ahli.

“Kalau sekarang di staf ahli pasti akan banyak sekali waktu yang diperlukan untuk membaca buku membuat lebih pintar bupati. Dengan memberikan kajian-kajian dan nomenklatur yang terbaru agar kita bisa melaksanakan roda pimpinan di Kabupaten Sragen ini ke depan dengan lebih baik,” tandasnya.

Selanjutnya, Bupati menunjuk Sekda Sragen, Tatag Prabawanto untuk menjadi pelaksana tugas atau PLT Kepala Dinas Pertanian dan Ketapang Sragen yang kosong.

SK penunjukan diberikan langsung sesaat usai pelantikan. Sebelumnya, keganasan setrum jebakan tikus kembali merenggut korban Jumat (31/12/2021).

Total sudah 21 warga Sragen meninggal akibat pemasangan perangkap setrum jebakan tikus di persawahan dalam kurun dua tahun terakhir.

Ironisnya, hingga kini belum ada satu pun pelaku pemasangan yang ditetapkan sebagai tersangka meski ada beberapa kasus terjadi di sawah orang lain.

Berdasarkan catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , kasus terbaru adalah meninggalnya Hj Sulastri (60) mertua legislator Heru Waluyo asal Tanjang, Kedungupit, Sragen.

Nenek malang itu meregang nyawa setelah kesetrum jebakan tikus di sawahnya pada Jumat (31/12/2021) siang. Hj Sulastri tercatat menjadi korban tewas ke-21 di tangan perangkap setrum jebakan tikus selama kurun dua tahun terakhir.

Sebelumnya, awal bulan ini, nenek bernama Mbah Samiyem (80) juga ditemukan tewas kesetrum jebakan tikus beraliran listrik di sawah bengkok Kadus di wilayah Dukuh Plasan, Singopadu, Sidoharjo.

Dari total 21 korban sejauh ini, 2 korban tercatat berprofesi sebagai perangkat desa di Tanon yakni di Pengkol dan Kecik. Sedangkan 19 sisanya adalah petani dan buruh tani.

Rentetan kejadian yang terus berulang itu menyiratkan keprihatinan sejumlah pihak. Semua pun berharap tragedi setrum tikus bisa segera berakhir.

Baca Juga :  Bupati Yuni Resmikan Sejumlah Ruas Jalan dan Jembatan di Sragen, Sebut Kejar Kekurangan Jalan Mantap 13 %

“Dengan begitu banyaknya korban dari jebakan tikus itu menandakan strategi pengusir hama tikus lewat jebakan itu walaupun efektif tapi sangat bahaya. Artinya pemerintah desa, pemerintah kabupaten harus segera memberi solusi, bagaimana membuat pencegahan hama tikus yang lebih aman dan tidak membahayakan orang lain. Kami berharap ada tindakan tegas dan upaya solutif dari pemerintah agar tidak terulang lagi,” papar salah satu tokoh Sragen sekaligus Ketua DPC Demokrat, Budiono Rahmadi, Sabtu (1/1/2022).

Dari 21 kasus kematian akibat setrum jebakan tikus, di kasus ke-20 yang terjadi di Sidoharjo awal bulan ini menunjukkan korban tewas di sawah orang lain.

Kasi Humas AKP Suwarso sempat menyampaikan kasus setrum jebakan tikus yang menewaskan Mbah Tugiyem (80) asal Desa Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen itu masih bergulir.

Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi dalam tragedi yang merenggut nenek malang itu. Termasuk penggarap sawah yang berinisiatif memasang jebakan tikus beraliran listrik, juga sudah diperiksa.

Namun status penyewa atau penggarap sawah berinisial YE (41), asal Pijilan, Jambanan, Sidoharjo itu masih diperiksa sebagai saksi.

“Baru pemeriksaan saksi-saksi. Calon tersangka sudah diperiksa tapi sebagai saksi. Belum ditingkatkan menjadi tersangka,” paparnya, Selasa (14/12/2021) silam. Wardoyo