Beranda Daerah Boyolali Desa Metuk, Boyolali Gelorakan Desa Wisata Melalui Jajan Tradisional

Desa Metuk, Boyolali Gelorakan Desa Wisata Melalui Jajan Tradisional

Gelar jajanan tradisional di Taman Waluyo Jati di Desa Metuk, Mojosongo, Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Langkah baru dilakukan oleh Bumdes Metuk, Kecamatan Mojosongo, Boyolali untuk menggelorakan semangat desa wisata setempat.

Hal itu salah satunya dilakukan dengan senam bersama dan menggelar jajanan tradisional di Taman Waluyo Jati setiap Minggu pagi.

Salah satu taman yang dikembangkan  oleh BUMDes Metuk itu menyajikan berbagai macam jajan tradisional ndesa. Seperti tiwul, gathot, sawut,  hingga singkong rebus.

Ada juga camilan kacang rebus dan goreng, jagung rebus, gendar pecel, ketan dan lain sebagainya.

Untuk minuman ada dawet dan es campur.
Sedangkan menu makanan berat tersedia nasi pecel, plencing, nasi tumpang dan sebagainya.

Menurut Ketua BUMDes Metuk, Johan Krisna Setiawan, Pasar Jajanan Tradisional ndesa ini merupakan bagian dari Desa wisata Metuk.

Ada 30 lapak pedagang yang diambil dari perwakilan setiap RT di Desa Metuk ini.

Baca Juga :  Wabah PMK Kembali Merebak di Boyolali. Lima Ekor Sapi Mati!

“Syarat jajanannya adalah jajanan jadul,” ujar Johan,  Minggu (30/1/2022).

Dipilihnya menu tradisional ini sebagai upaya untuk menjaga kesehatan warga masyarakat Desa Metuk.

Desa Metuk yang merupakan kampung Gerakan masyarakat hidup sehat ini, haruslah didukung dengan menu makanan yang sehat pula.

Untuk meningkatkan animo masyarakat, juga digelar berbagai kesenian tradisional desa setempat.

Mulai dari kesenian jaranan, Reog, Jathilan dan kesenian tradisional lainya.
“Ternyata perputaran uang di pasar jajanan tradisional ini cukup lumayan. Dari pukul 06.00-10.00 bisa mencapai Rp 20-25 juta.”

Sementara itu, Laura Erawati,  pemilik Sanggar Seni, mengaku senang dengan adanya kolaborasi dengan BUMDes Metuk ini.

Sebab, selain bisa meningkatkan pengunjung pasar jajanan tradisional ini, kesenian tradisional yang dia bina makin dikenal masyarakat.

Baca Juga :  Kakek 90 Tahun Tewas Tersangkut Jaring Nelayan di Waduk Kedung Ombo, Boyolali

“Seni tradisional pun bisa terus eksis di tengah majunya zaman.” Waskita