Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah Siap Pecat Kepala Sekolah yang Tahan Ijazah

Uswatun Hasanah

Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng atau Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah menerapkan sikap tegas bagi pegawainya yang tidak taat aturan. Salah satunya bakal memecat kepala sekolah yang menahan ijazah siswanya.

Melansir web resmi pemprov Jateng di jatengprov.go.id, secara khusus Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengingatkan Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah, terkait persoalan pungli, ijazah, dan integritas di satuan pendidikan. Ketiga hal itu masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas di Disdikbud Jateng.

Terkait itu Uus menegaskan siap melakukan mandat yang diberikan Ganjar. Sejumlah pekerjaan rumah juga akan disikapinya dengan cepat dan tegas.

“Apa yang disampaikan pak Ganjar, memang butuh gerakan yang cepat, dan dibutuhkan sikap yang tegas untuk mengantispasi tiga hal tersebut, adanya penyimpangan hal-hal yang tidak seharusnya atau tidak on the track,” kata Uus, sapaan akrabnya.

Persoalan pungli, Uus menegaskan, biaya pendidikan pada satuan pendidikan di bawah Pemprov Jateng gratis. Sesuai perintah gubernur, Uswatun menyatakan siap mencopot oknum yang melakukan pungli.

“Karena sekolah itu sudah gratis, Insyaallah saya siap. Kalau soal ijazah akan segera ditindaklanjuti, yang jelas sudah ada instruksi untuk tidak menahan ijazah. Bahkan kalau perlu ya kepala sekolahnya dipecat. Memang butuh sikap yang tegas untuk penyimpangan seperti itu,” tegas dia.

Sebelumnya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, secara langsung melantik dan mengambil Sumpah/Janji Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemprov Jateng, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jumat (14/1/2022). Ada 13 pejabat pimpinan tinggi pratama yang dilantik.

Tiga orang merupakan nama baru dari hasil promosi jabatan terbuka. Yakni, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng Supriyanto dari Pemerintah Kabupaten Cilacap, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bergas Catursasi Penanggungan (Pemkab Kudus), serta Kepala Dinas Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah (Pemprov Jateng).

Mengenai Uus, perempuan berparas cantik ini layak disebut doktor 3 in 1. Pasalnya, sudah menjadi seorang doktor, bekerja sebagai pendidik juga Kepala Disdikbud Provinsi Jateng, selain itu sangat mahir menulis dan menyanyi.

Uus memang mahir dalam tiga bidang, yakni pendidik, penulis buku, dan penyanyi. Uus yang lahir pada 30 Juli 1976 itu mengaku sangat enjoy melakoninya.

Lantas, apakah ketiganya tidak saling bergesekan? Apakah tugas mengajar menjadi terganggu ketika keinginan menyanyi muncul, misalnya?. Lagi-lagi, Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia ini menjawab penuh kemantaban, tidak.

“Yang penting profesional, prosedural, dan proporsional. Tidak saling mengganggu, bahkan sebaliknya, saling mendukung,” kata mantan Kepala SMAN Sidoharjo, Wonogiri ini, beberapa waktu lalu.

Dia menerangkan, menjadi penulis sangat membantu dirinya mengembangkan kemampuan dalam mengajar. Dengan menulis, intelektual menjadi terasah, sehingga memperlancar proses penyampaian materi kepada siswa.

Lantas melalui menyanyi, apa yang didapat?

“Dengan menyanyi, kita bisa mengaktualisasikan diri, mengasah kepekaan, juga mampu berkomunikasi dalam bentuk berbeda dengan orang lain, berbicara tapi berirama,” tutur pencipta mars adiwiyata nasional, pengisi acara campursari TVRI 7 tahun berturut-turut (2001-2007), serta juara vokal keroncong dan campursari tingkat provinsi tersebut.

Sinergitas antara profesi pendidik, penyanyi dan penulis buku telah membuktikan perempuan yang pernah mengabdi di SMAN Purwantoro Wonogiri ini berhasil meraih segudang prestasi. Sejumlah buku berhasil dipublikasikan, seperti Balada Hidup si Burung Pipit dan Reyog Ponorogo Media Pelestarian Seni dan Budaya Indonesia, Rumah Cahaya maupun kumpulan cerpen.

Uus juga menyabet penghargaan bergengsi sebagai pendidik. Sebut saja, guru berprestasi tingkat provinsi Jateng 2015, guru pemandu Bahasa Indonesia hasil seleksi LPMP tahun 2009-2011, dan seabrek prestasi lain. Benar-benar doktor 3 in 1. Aris

Exit mobile version