Beranda Daerah Sragen Malam Tahun Baru 2022 Sepi Nyenyet, Sragen Nyaris Seperti Kota Mati. Alun-alun...

Malam Tahun Baru 2022 Sepi Nyenyet, Sragen Nyaris Seperti Kota Mati. Alun-alun Gelap Gulita, Keramaian Perayaan Nyaris Tak Ada

Pemandangan gelap dan sepi di Alun-Alun Sragen pada malam pergantian tahun baru, Sabtu (1/1/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Momen malam pergantian tahun 2021 ke 2022, Jumat (31/12/2021) malam di wilayah Sragen terasa sangat berbeda.

Keramaian dan hingar bingar perayaan Tahun Baru yang biasanya menghiasai wilayah kota, nyaris tak terlihat.

Sebaliknya, pemandangan Sragen seolah jadi Kota Mati. Tidak ada perayaan dan kerumunan warga di pusat kota.

Alun-alun Sasana Langen Putra yang sebelum-sebelumnya jadi titik kumpul warga dan perayaan pergantian tahun, tadi malam nyaris seperti kuburan.

Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM , hingga pukul 23.50 WIB, tidak ada keramaian atau kerumunan warga di pusat kota dan beberapa titik yang biasanya jadi ajang perayaan.

Dominasi lampu kendaraan dan suasana gelap justru menghiasi pemandangan malam pergantian tahun. Lampu penerangan jalan umum di sepanjang Beloran hingga Terminal Lama dipadamkan.

Baca Juga :  DLH Sragen Ajak Warga Tukar Botol Plastik dengan Bibit Tanaman dan Pupuk Diadakan Rutin Setiap Minggu di Car Free Day Sragen

Jalur dari arah Beloran ke pusat kota juga ditutup. Kendaraan dialihkan ke ring road Utara. Sejumlah personel kepolisian disiagakan di beberapa persimpangan seperti Beloran, Pungkruk, Polantas dan Terminal lama.

“Iya sepi banget. Alun-alun juga gelap nggak ada keramaian. Lampu-lampu jalan dipadamkan,” ujar Riyanto, salah satu warga Sragen ditemui di wilayah Beloran, Sabtu (1/1/2022) dinihari.

Sebelumnya, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan sudah mengeluarkan Inbup terkait peniadaan perayaan malam tahun baru. Ia juga meminta masyarakat merayakan di rumah saja, alun-alun ditutup dan lampu penerangan jalan di sepanjang jalur Sukowati dipadamkan.

Hal itu semata-mata untuk mencegah potensi kerumunan yang dikhawatirkan bisa menjadi persebaran Covid-19 di masa pandemi ini. Wardoyo