Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Polisi Ciduk Pelaku Penendang Sesajen Gunung Semeru di Bantul

Pelaku penendang sajen diciduk di jalan Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Foto: Tangkapan layar

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM — Polisi menangkap seseorang yang dilaporkan di Polda Jawa Timur karena menendang sesajen di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur (Jatim), beberapa waktu lalu. Pelaku diciduk di sebuah jalan di Kapanewon Banguntapan, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (13/1/2022).

Kabid Humas Polda DIY, Kombes Yuliyanto menuturkan, penangkapan dipimpin oleh Dirreskrimum Polda DIY, AKBP Ade Ary Syam Indriadi. Setelah pelaku ditangkap kemudian dibawa ke Polsek Banguntapan bersama-sama personel Polda Jawa Timur.

Dia mengatakan, saat dilakukan penangkapan tidak ada perlawanan dari pelaku. Interogasi awal dilakukan di Polsek Banguntapan. Selanjutnya, setelah penyidik menginterogasi awal, laki-laki tersebut dibawa ke Polda Jawa Timur.

“Saat dilakukan pengamanan tidak ada perlawanan dari yang bersangkutan,” kata Yuliyanto di Kabupaten Bantul, Jumat (14/1/2021).

Polda Jatim memang telah memburu pria yang melakukan perusakan kepada sesajen di Gunung Semeru, yang mana videonya telah viral di media sosial. Pelaku tersebut diduga beralamat di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam video yang beredar, pelaku memakai rompi hitam dan tampak memaki peletakan sesajen di salah satu desa yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Kemudian, laki-laki itu terlihat pula membuang dan menendang sesajen-sajen yang ada di sana.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Gatot Repli Handoko menuturkan, aparat telah pula menggali informasi ke masyarakat sekitar aksi pembuangan dan perusakan tersebut. Hanya saja, tidak ada yang mengenali wajah laki-laki tersebut.

“Kalau infonya yang bersangkutan itu relawan masih kita cek datanya di Posko Tanggap Bencana apakah orang tersebut relawan atau bukan,” ujar Gatot.

Terkait tindakan pelaku ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, aksi tersebut sebagai satu wujud intoleransi. Dia berharap, tidak ada lagi insiden seperti itu di Jatim. Apalagi, lanjut Khofifah, sajen yang diletakkan di Gunung Semeru sudah menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat setempat.

Karena itu, ia menegaskan, seharusnya pendatang atau relawan sekali pun yang membantu korban menghormati tradisi di sana. “Kejadian seperti ini seharusnya tidak perlu jika sikap saling menghormati dan toleransi selalu dikedepankan,” kata Khofifah.

Exit mobile version