BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM โ Seorang guru SMP 3 Sawit positif Covid-19. Dampaknya, sebanyak 106 siswa dan guru SMPN 3 Sawit diwajibkan menjalani swab test pada Senin (7/2/2022). Mereka adalah kontak erat guru tersebut.
Kejadian itu diakui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto. Dia pun menjelaskan kronologis kejadian tersebut, bahwa guru yang positif tersebut merupakan warga Klaten yang mengajar di Sawit.
Awalnya, dia pamit untuk menengok anaknya di Jakarta pada Sabtu (29/1/2022) lalu. Dan guru tersebut tiba di Boyolali pada Minggu (30/1/2022) sore. Lalu pada Senin (31/2/2022) dan rabu (2/2/2022) dia masuk mengajar di sekolah.
Sedangkan pada Selasa (1/2/2022) libur karena bertepatan dengan Hari Raya Imlek.
Kamis (3/2/2022) guru tersebut juga berangkat mengajar, namun, dia mendapat kabar jika anaknya terkonfirmasi positif Covid-19.
Dikabari hal tersebut dan dia segera izin ke Kepala Sekolah (KS) untuk pulang awal.
โIzinnya juga cuma dipintu saja,โ katanya.
Lalu, guru itu melakukan swab test mandiri dan hasilnya ternyata positif. Pihaknya lalu minta agar kepala sekolah segera berkoordinasi dengan Puskesmas dan Satgas Covid-19. Lalu Jumat (4/2) dilakukan tracing.
โAda 106 siswa dan guru yang masuk tracing.โ
Dan ke-106 siswa dan guru tersebut tidak diizinkan mengikuti PTM di sekolah. Mereka menjalani pembelajaran daring sejak Sabtu (5/2/2022). Sedangkan dari 10 guru yang masuk tracing kontak erat, ada 7 guru yang telah menjalani swab mandiri dan hasilnya negatif.
โSedangkan siswa dan guru yang belum swab test, dilakukan swab pada hari ini.โ
Ditambahkan, 106 orang yang masuk tracing kontak erat harus menjalani isolasi mandiri sampai dua kali swab test. Atau sekitar 14 hari guna memastikan kondisi mereka benar- benar aman.
Sedangkan siswa dan guru lain yang tidak masuk dalam tracing kontak erat tetap menjalani PTM terbatas seperti biasa dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat. Siswa yang tidak ada kaitan sebagai kontak erat tetap PTM.
โSaya pikir jika menerapkan prokes ketat maka kondisi tetap aman. Harapan saya secara psikologis anak-anak tetap tenang. Apalagi saat ini fokus kami meningkatkan motivasi belajar anak-anak setelah hampir dua tahun ini mengikuti pembelajaran secara daring,โ tegasnya. Waskita