Beranda Daerah Sragen Asli Sragen, Tili Sang Penakluk Buaya Raksasa di Palu Ternyata Lahir di...

Asli Sragen, Tili Sang Penakluk Buaya Raksasa di Palu Ternyata Lahir di Kandangsapi. Sudah Puluhan Tahun Merantau Tinggalkan Sang Ibu

Tili (35) warga kelahiran Sragen yang kini merantau di Palu Sulteng saat membawa ban yang melilit buaya raksasa setelah berhasil dilepaskannya dengan aksi heroik. Penampakan buaya raksasa yang terlilit ban bertahun-tahun dan akhirnya diselamatkan Tili. Foto kolase/JSnews

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sosok Tili (35), pria penakluk dan penyelamat buaya raksasa berukuran 4 meter di Palu dari kalungan ban yang menjerat bertahun-tahun, akhirnya terkuak.

Pria yang membuat gempar dunia dengan aksi beraninya itu diketahui asli kelahiran Sragen. Dia lahir di Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Sragen.

“Iya benar. Dia namanya Tili, warga desa kami. Dia kelahiran Dukuh Pondok RT 19, Kandangsapi, Jenar,” papar Sekretaris Desa Kandangsapi, Ari kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (9/2/2022).

Sekdes menuturkan Tili sudah lama merantau ke Sulawesi tepatnya di Palu Sulawesi Tengah.

Dari keterangan warga, ia sudah lebih dari 10 tahun meninggalkan kampung halaman demi mengais dan merubah hidupnya di pulau Celebes.

“Istrinya orang sana (Palu) dan sudah menetap lama di Palu. Yang tinggal di sini hanya ibunya. Mbah Waginem Ceblong,” tutur Ari.

Ia sempat kaget dengan kabar viral aksi Tili di Palu yang menyelamatkan buaya raksasa dari kalungan ban itu.

Tak hanya kagum, ia juga bangga atas keberanian dan kepedulian warganya itu terhadap keselamatan satwa predator yang dilindungi tersebut.

“Kami juga kaget waktu tadi nonton videonya. Pada nyeletuk lha itu kan warga sini. Tili, iya benar ternyata memang kelahiran Kandangsapi,” tandasnya.

Aksi Tili mendadak menjadi perbincangan setelah berhasil menangkap seekor buaya yang terlilit ban bekas selama bertahun-tahun.
Aksi Tili itu kini viral di media sosial dan mengundang decak kagum dari masyarakat.

Aksi menangkap buaya berkalung ban itu dilakoni Tili Senin (7/2/2022) malam. Video aksi heroiknya kini beredar luas di media sosial dan viral.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

Tili menjelaskan dirinya sebenarnya sudah tiga pekan berniat menangkap buaya berkalung ban itu. Hal itu karena kasihan melihat buaya yang terlilit ban bekas selama bertahun-tahun.

Karena kasihan, setiap sore dia memasang melempar umpan yang terikat tali ke sungai sekitar.

Aksi penyelamatan itu dilakukan dengan menggunakan tali dengan panjang sekitar 300 meter. Namun kini tersisa hanya 100 meter lantaran sebagian diketahui hilang dicuri orang.

“Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja,” urai Tili.

Ujung tali lainnya diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai. Itu dilakukan untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil.

“Kadang umpannya merpati, kadang ayam,” kata Tili sambil memegang ban yang dilepas dari buaya.

Setelah umpan termakan, ia pun akhirnya bisa menangkap buaya malang itu. Aksi heroiknya itu dilakukan dengan puluhan warga menyaksikan.

“Saya kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun,” ucapnya.

Saat buaya berhasil ditarik ke darat, Tili pun dengan sigap mengikat buaya itu.
Sempat lepas dua kali dari umpan, akhirnya berhasil ditangkap setelah magrib.

Tili mengungkapkan dirinya terlebih dahulu menangkap anak dari buaya berkalung ban tersebut.

“Anaknya buaya ini saya tangkap disana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah 4 hari saya tangkap anaknya buaya ini,” ungkap Tili.

Ia juga menegaskan alasannya untuk melepaskan ban dari leher buaya disebabkan tidak tega melihat binatang terikat-ikat.

“Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat. Saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas,” tuturnya.

Baca Juga :  Tegas Tim Unit Resmob Polres Sragen Ungkap Kasus Pengeroyokan, Tiga Pelaku Berhasil Ditangkap dan Terancam 6 Tahun Penjara

Habiskan Rp 4 Juta

Ia menuturkan apa yang dilakoninya itu atas kemauannya sendiri. Semua didasari demi menyelamatkan hewan buas itu dari kekangan ban bekas.

Pria berusia 35 tahun itu pun mengatakan, buaya berkalung ban ini dianggap seperti temannya.

“Ini buaya saya anggap seperti teman,” ujarnya.

Dengan dibantu warga, akhirnya Tili berhasil melepas ban yang melilit leher buaya sepanjang 4 meter tersebut.

Mereka memotong ban dengan cara menggergaji. Butuh bantuan beberapa orang, untuk melepas ban tersebut.

Ia mengaku tak masalah merogoh kocek pribadinya untuk menyelamatkan buaya itu.

Uang pribadinya itu digunakan untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati dan bebek untuk memancing buaya.

“Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati,” ujarnya.

Dia menjelaskan, semua biaya untuk penangkapan ini menggunakan uang pribadi miliknya. (Wardoyo/Tribunnews)