![rumah ibunda tili dan Budiono Rahmadi sragen Hampir 12 Tahun Waginem Ibunda Tili Penangkap Buaya Kalung Ban di Palu Hilang Komunikasi dengan Anak Tercinta, Budiono Rahmadi Berikan Dukungan dan Kunjungi Ibunda Tili di Jenar, Sragen | Foto Huriyanto](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2022/02/rumah-ibunda-tili-dan-Budiono-Rahmadi-sragen.jpg?resize=640%2C360&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sosok Tili (35) penangkap buaya berkalung ban di Palu asal Sragen sukses mencuri perhatian masyarakat Indonesia, keberanian Tili menangkap buaya ukuran raksasa itu membuat namanya kini menjadi terkenal dan viral di mana-mana.
Bahkan, Tili disebut-sebut oleh masyarakat luas mampu mengalahkan Panji dan Matt Wright, pawang buaya asal Australia yang pernah coba tangkap buaya berkalung ban di Palu tersebut.
Namun, belakangan ini sejak beredarnya berita tentang Tili dengan nama lengkap Paiman atau Mantili. Rupanya terbongkar fakta mengejutkan tentang asal usul Tili dan ibunda tercinta.
Hampir 12 tahun, Tili meninggalkan kampung halaman di Dukuh Pondok RT 19, Desa Kandang Sapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Sejak meninggalkan kampung halaman bersama istri dan putranya merantau di Palu, ibunda tercinta Tili bernama Waginem tidak pernah mendapatkan kabar dan kondisi putranya tersebut selama hampir 12 tahun.
Beredarnya kabar tersebut, membuat tokoh pengusaha dan politisi Sragen, Budiono Rahmadi atau sering dipanggil Mas Bro pengusaha asal Sepat, Masaran, Sragen itu sampai menyempatkan waktu untuk menyambangi Waginem di Kandang Sapi, Jenar.
Dalam kunjungan tersebut Mas Bro memberikan bantuan, dukungan dan semangat pada Waginem, sambil menanti kabar dan kepulangan putra tercinta.
Di tengah-tengah kunjungan tersebut, Waginem juga menceritakan rasa kangennya pada putra tercinta yang bertahun-tahun tidak ada kabar tersebut.
“Oalah, Mas, Mas. Kadang nak kelingan ya nangis, wong ya jenenge anak, nak mati ora eruh batange, nak urip mboten krungu kabare ngonten, ngerti-ngerti anak kulo muncul teng TV karo di HP katane nyekel boyo,” kata Waginem pada Mas Bro, Sabtu (12/2/2022).
Setelah mendengar berita tersebut, kini Waginem sudah sedikit merasa lega
akan keberadaan putranya tersebut.
Selain itu, Waginem saat dikunjungi Mas Bro juga membeberkan sosok Tili saat masih kecil.
“Tili dulu waktu kecil tidak sekolah mas, sukanya pergi ngalas cari burung dan cari ikan, sudah terbiasa cari hewan-hewan di alas, wajar kalau dia berani menangkap buaya seperti itu,” bebernya.
Sementara itu, di sela-sela kunjungan tersebut Mas Bro menyampaikan rasa kagumnya pada sosok Tili yang berhasil menyelamatkan buaya di Palu, namun di sisi lain Mas Bro berharap agar Tili segera pulang dan bertemu ibunya.
“Iya, tadi ibunya menceritakan pada saya bahwa Tili udah lama tidak menghubungi ibunya dan keluarganya di kampung. Maka dari itu, Mas Tili monggo Mas niki ibu kangen jenengan suruh telpon atau kalau bisa cepat pulang tilik simbok,” paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris Desa Kandangsapi, Ari membenarkan sosok Tili pawang buaya di Palu adalah warganya.
“Iya, benar. Dia namanya Tili, warga desa kami. Dia kelahiran Dukuh Pondok RT 19, Kandangsapi, Jenar,” jelasnya.
Sekdes menuturkan Tili sudah lama merantau ke Sulawesi tepatnya di Palu, Sulawesi Tengah.
Dari keterangan warga, ia sudah lebih dari 10 tahun meninggalkan kampung halaman demi mengais dan merubah hidupnya di Pulau Celebes.
“Istrinya orang sana (Palu) dan sudah menetap lama di Palu. Yang tinggal di sini hanya ibunya. Mbah Waginem Ceblong,” tutur Ari.
Huriyanto