BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pengunjung homestay di kawasan Kecamatan Selo, Boyolali merosot akibat dampak pandemi.
Namun demikian, warga dan pengelola tetap mencoba bertahan.
Saat ini di kawasan Selo ada dua kampung homestay yaitu, Kampung Homestay Damandiri dan Dewi Sambi yang terletak di Desa Samiran, Selo.
Sepanjang jalan dusun di kaki Merbabu ini, warga setempat menyewakan sebagian bangunan rumahnya untuk homestay.
Menurut Ketua Koperasi Sahabat Sejahtera Damandiri, Bayu Pramana, homestay Damandiri sempat tutup selama lima bulan pada pandemi lalu.
Kemudian dilakukan pemulihan agar homestay di Selo bisa bangkit lagi. Sejak dibuka di masa pandemi, tingkat kunjungan anjlok hingga 50 persen.
Dalam sebulan hanya 20-30 persen saja homestay yang terisi. Itupun hanya diisi warga lokal saja.
“Memang sangat berdampak di masa pandemi ini. Tapi sekarang masih berproses lagi. Dan booking bisa dilakukan melalui whatsapp, medsos ataupun datang langsung,” katanya, Minggu (20/2/2022).
Dijelaskan, Kampoeng homestay Damandiri mulai dirintais sejak 2017. Pengelolaan homestay ini berada di bawah naungan koperasi.
Sebelum ada pandemi, pengunjung mayoritas warga negara asing (WNA) yang ingin mendaki gunung. Keberadaan homestay ini kian menjamur.
Awalnya hanya ada 10 homestay. Pada awal pembuatan, pihaknya juga melakukan pendampingan dan bedah rumah warga agar sesuai standar homestay. Sekarang sudah bertambah menjadi 23 homestay dengan 70-an kamar.
“Lalu kami juga membuat warung dan taman. Sebelum pandemi, tingkat kunjungan mencapai 70-80 persen/bulan.”
Kepala Desa Samiran, Selo, Herman, mengatakan ada puluhan homestay yang berada di dua pengelola berbeda.
Yakni, Kampoeng Homestay Damandiri yang berada di bawah yayasan Damandiri. Serta Kampung homestay Dewi Sambi dengan pengelolaanya oleh Pokdarwis Dewi Sambi.
“Keberadaan Kampung Homestay ini turut mewarnai pengembangan wisata di Selo. Pemkab Boyolali juga turut melakukan pembinaan, utamanya penerapan prokes di masa pandemi ini.” Waskita