Beranda Daerah Sragen Puluhan Petani di Sragen Menangis Gagal Panen Gegara Tikus, Sriyanto Saputro Siap...

Puluhan Petani di Sragen Menangis Gagal Panen Gegara Tikus, Sriyanto Saputro Siap Bantu Perjuangkan Pengadaan Pagupon dan Burung Hantu

Sriyanto Saputro. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Hama tikus yang merajalela di wilayah Sragen memantik keprihatinan DPRD Provinsi Jateng.

Banyaknya korban jiwa akibat pemakaian setrum tikus yang mencapai 22 orang, mendapat atensi tersendiri dari anggota DPRD Provinsi Jateng, Sriyanto Saputro.

Legislator asal Partai Gerindra itu siap mengalokasikan dana aspirasi untuk pengadaan predator tikus alami yakni burung hantu dan rumahnya atau pagupon untuk petani.

Hal itu disampaikan saat hadir dalam serasehan dengan para tokoh warga dan Sedulur Sriyanto di Desa Wonokerso, Kedawung, Sragen, kemarin malam.

Selain permintaan bantuan perbaikan infrastruktur, malam itu legislator asal Dapil Sragen, Karanganyar, Wonogiri itu juga banyak menerima aspirasi para kelompok tani. Termasuk di antaranya keluhan hama tikus yang belum bisa terkendali.

“Saya banyak menerima masukan dan keluhan petani soal hama tikus. Beberapa puluh hektare lahan rusak dan sampai banyak korban jiwa karena pemakaian setrum jebakan tikus,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Sriyanto menguraikan dari beberapa referensi, hama tikus muncul karena sejumlah faktor. Yakni karena pola tanam yang tidak serempak, kemudian pemilihan varietas padi dan faktor berkurangnya predator alam.

Baca Juga :  KPU Sragen Dituduh Dzalim di Pilkada 2024, Tim Kampanye Paslon 02 Sigit-Suroto Beberkan Keburukan Selama Debat Terbuka Berlangsung

Ia memandang salah satu solusi aman dan ramah lingkungan yang perlu digalakkan adalah pemberdayaan burung hantu atau Tyto Alba.

“Mengingat situasi hama tikus yang sudah sedemikian di Sragen, kami akan berjuang memfasilitasi. Kalau memang mendesak dan harus diadakan, nanti kami akan bantu untuk pengadaan pagupon atau rumahnya ke kelompok tani. Coba nanti melihat perkembangan kalau memang serangan masih parah, akan kita upayakan,” tandasnya.

Kades Wonokerso, Suparno. Foto/Wardoyo

Kades Wonokerso, Suparno menyampaikan hama tikus memang merajalela dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan di musim tanam lalu, hampir seratusan hektar lahan padi di desanya bisa terbilang gagal panen karena dirusak hewan pengerat itu.

Menurutnya selama ini, petani sudah tak kurang berupaya untuk melakukan pencegahan. Baik melalui gropyokan, emposan, penembakan hingga pemasangan umpan.

Namun alih-alih meredakan, justru kian hari serangan kian parah. Karenanya ia menyambut baik jika ada wacana bantuan pengadaan rumah atau burung hantu dari Sriyanto Saputro tersebut.

“Kemarin banyak yang nggak panen karena tikus. Ada sekitar puluhan petani, ibaratnya do nangis beneran. Bengkok perangkat desa ini sampai banyak yang diberakan (dibiarkan mangkrak) karena sudah trauma diserang tikus. Lha populasinya sangat banyak, dikasih umpan malah tambah ngamuk. Saya juga mengalami sendiri. Ditanami malam rugi karena sudah nggak panen, biayanya habis jutaan untuk tanam dan pemeliharaan. Makanya kalau ada program burung hantu, kami sangat senang,” tukasnya. Wardoyo