SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah Sragen tetap berjalan normal 100 persen.
Meski kasus Covid-19 mulai merangkak lagi, hal itu tak berpengaruh terhadap jalannya pembelajaran tatap muka dari jenjang TK, hingga SMP.
Kebijakan itu berbeda dengan di Solo yang memutuskan menghentikan PTM karena banyaknya kasus siswa positif Covid-19. PTM di Solo dihentikan mulai pekan ini setelah temuan 444 kasus siswa positif di 39 sekolah.
Kepala Disdikbud Sragen, Suwardi mengatakan memasuki bulan Februari ini, Kabupaten Sragen tetap menerapkan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas penuh 100 persen.
“Alhamdulillah Minggu ini tetap PTM 100 persen. Tapi nanti kita evaluasi sambil berjalan,” paparnya usai rapat pengendalian Covid-19 secara nasional dengan Presiden di Pemkab, Senin (7/2/2022).
Keputusan melanjutkan PTM full itu dikarenakan sejauh ini situasi siswa dan sekolah masih relatif aman dari Covid-19.
Dari beberapa kasus tracing kontak erat yang terjadi pada siswa, semuanya masih menunjukkan negatif.
“Sragen juga hasil tracing negatif semua,” katanya.
Selain itu, vaksinasi pada siswa juga dipastikan sudah hampir tervaksin semua. Ia juga memastikan di Sragen hingga saat ini tidak ada kasus Covid-19 di sekolah.
Meski demikian, pihaknya meminta agar sekolah tetap menegakkan protokol kesehatan selama pembelajaran berlangsung.
“Pencegahan tentu kita lakukan. Prokes tetap dijalankan dengan ketat dan hampir semua anak sudah divaksin Covid-19,” kata Suwardi.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Fanni Fandani perkembangan kasus positif di Sragen memang mengalami penambahan dalam beberapa hari terakhir.
Namun mayoritas dalam kondisi tanpa gejala. Sebagian pasien yang positif beberapa waktu sebelumnya juga sudah sembuh.
Ia juga menyebut untuk vaksinasi kepada siswa sekolah, sudah hampir semua tervaksin. Ia mengimbau masyarakat tetap menjaga Prokes dengan 5 M yakni mencuci tangan, memakai masker, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan menjaga jarak.
“Kemudian yang terpenting juga adalah vaksinasi lengkap. Karena itu untuk menjaga kekebalan tubuh agar mengurangi potensi terpapar,” jelasnya. Wardoyo